RSS

FF || "MIRACLE" || ROMANCE || C1 || JHR






Tittle: Miracle || Author: Jeon JR
Genre: Romance || Leght: Chaptered || Rating: G
Main Cast: V BTS, Jin BTS, Yoo Ara || Other Cast: Yooyoung (HV), All Member BTS


Happy Reading..^^

방탄소년단
Chapter 1

Oktober, 2022
Pintu rumah terbuka, dan masuklah perempuan cantik bernama Yoo Ara ke dalam rumah mewahnya. Rumah yang ia bangun bersama Jin, suaminya, yang menikahinya dua tahun yang lalu.
Langkahnya ia tujukan ke arah dapur, dan setelah meletakkan barang belanjaan-yang baru saja ia beli di supermarket dekat rumahnya-Yoo Ara melangkah meninggalkan dapur kemudian duduk sendiri di sofa. Jin sedang bekerja. Dia bekerja sebagai C.E.O. di salah satu Agensi musik besar di Seoul. Tiada hal yang banyak Yoo Ara lakukan di rumah jika tidak ada Jin. Tidak ada suara anak kecil disana, mereka berdua memang belum dikaruniai seorang anak.
Hati Yoo Ara gelisah setiap kal memikirkan hal itu. Sudah dua tahun dia menikah, tapi belum juga punya anak. Jin memang tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Dia juga tidak terlalu menuntut keturunan dari Yoo Ara. Tapi sebagai seorang wanita, Yoo Ara juga merasa dirinya belum sempurna dimata suaminya jika dia belum juga memiliki anak. Rasanya kurang lengkap sebuah keluarga tanpa kehadiran buah hati. Tapi bagi Jin, Yoo Ara sudah cukup sempurna sebagai seorang istri yang baik.
Perlahan, suara rintik hujan mulai terdengar. Hujan kembali mengguyur kota Seoul di musim gugur ini. Suaranya yang lirih, mulai terdengar keras, menghantam benda apapun di bawahnya.
Yoo Ara memasuki kamarnya. Dari jendela kamarnya, terlihat rintik hujan yang mengguyur membasahi bumi. Dia mendekat ke jendela itu. Yoo Ara hanyut dalam irama rintik hujan, dan tetes-tetes air hujan yang semakin deras. Dia hanyut dalam pikirannya. Pikirannya yang menerawang jauh ke masa lalu. Masa dimana dia bersama cinta pertamanya. Orang yang masih ia cintai sampai sekarang. Orang yang telah memberinya pahit, manis, kecewa, sedih, serta bahagia.
Delapan tahun yang lalu, yang memperlihatkan bagaimana tampannya cinta pertamanya, bagaimana pintarnya cinta pertamanya, bagaimana penyayangnya dia, bagaimana ia bersama dengan cinta pertamanya yang pada akhirnya cinta pertamanya itu pergi meninggalkannya. Dia tidak pernah kembali lagi. Tidak akan pernah.
Tapi Yoo Ara tidak pernah menyesal menikah dengan Jin. Dia merasa bahagia dan beruntung memiliki suami seperti Jin. Yoo Ara selalu mengagumi suaminya. Betapa tampannya dia, betapa bijaknya Jin, betapa perhatiannya Jin pada Yoo Ara. Betapa sayangnya Jin pada istrinya. Betapa Jin mencintai Yoo Ara, dan betapa besarnya pengorbanannya pada Yoo Ara di masa lalu, sampai sekarang ini. Walaupun mereka berdua sama-sama tahu, Jin bukanlah cinta pertama Yoo Ara, dan Yoo Ara bukanlah cinta pertama Jin. Tapi mereka tetap saling mencintai.
Yoo Ara semakin hanyut dengan masa lalunya. Masa lalu yang begitu menyedihkan, masa lalu yang begitu mendebarkan, dan masa lalu yang begitu indah. Yoo Ara kembali membuka masa lalunya. Masa delapan tahun yang lalu, dimana dia bersama cinta pertamanya...
Flashback, 8 years ago...
Korea, 2014...

Huaarghh...” mulut anak itu menguap lebar. Sebenarnya dia masih mengantuk, karena semalam dia menghadiri sebuah acara talkshow sampai larut malam di sebuah stasiun televisi. Matanya menoleh ke arah jam dinding kamarnya. Jam setengah tujuh pagi, dia baru saja selesai mandi, sekarang sedang memakai seragamnya. Dia baru ingat kalau hari ini ada pemotretan dan jadwalnya dimulai lebih awal dari biasanya, temannya yang bernama Jungkook juga sudah menunggunya dari tadi.

Dia terdiam memandang dasi di tangan kanannya, bingung harus bagaimana memakainya. Memang terdengar aneh, anak ini sudah 17 tahun, tapi tidak tahu caranya memakai dasi, dan paling tidak suka dengan hal seperti ini. Kalau urusan memakai dasi selalu dibantu orang lain.

Dia keluar kamar dengan tangan kanannya yang menenteng dasi. Di ruang tamu, terlihat ibunya sedang bicara dengan temannya, Jungkook.

“Oemma..” panggilnya, lalu duduk disebelah ibunya. Seperti sudah tahu tujuan anaknya, Park In Soo sang ibu pun meraih dasi anaknya dan memakaikannya.

“Hyung, kau ini aneh. Memakai dasi saja kau tidak bisa” ejek Jungkook pada V. “Kalah dengan anak kecil”

Memang kenapa kalau aku kalah dengan anak kecil, sepertimu..” jawab V. Jungkook merengut kesal dengan jawaban V.

Setelah selesai dipakaikan dasinya oleh sang Ibu, tangannya meraih kepala Jungkook dan mengcak-acak rambut anak itu seperti adiknya sendiri. “Ayo berangkat!” ajak V.

Jungkook tersentak. “Ya! Hyung, kau menyebalkan!”. V hanya tertawa melihatnya merapikan rambut.

Jungkook adalah temannya sejak kecil, saat V pindah ke Seoul, Korea Selatan pada umur 6 tahun. Dan sejak pertama bertemu dengan Jungkook, V langsung bisa berteman dekat dengannya, sampai sekarang. Bahkan sudah saling mnganggap sebagai saudara sendiri.

***

Keempat laki-laki itu sedang berkumpul di meja makan, untuk sarapan bersama.

“Bagaimana?” tanya seorang anak muda, ketika pria yang lain sedang mencoba masakan buatannya.

Salah seorang dari mereka bersuara. “Hmm... daebak Hyung! Masakanmu sangat enak” puji seorang anak bernama Suga.

“Benarkah?”

Seorang pria yang disebut sebagai ayah juga mulai bersuara.”Iya. ini lebih enak dari yang ayah bayangkan”. Katanya. “Anakku memang pandai memasak”

“Rapmon, bagaimana?” tanya Jin pada seorang lagi temannya.

“Hei!” teriak Suga pada Rapmon.

Anak itu, yang dari tadi diam saja, ternyata hampir saja menghabiskan semangkuk samgyettang buatan Jin. Suga yang melihatnya dengan segera mengambil alih mangkuk itu sebelum sepenuhnya dihabiskan olah Rapmon. Jin hanya tersenyun melihatnya.

“kenapa kau habiskan, hah?!” protes ayah Jin, Kim Hyun Seok.

“Hehe...” Rapmon menyengir. “Ini sangat enak”
Jin bersuara. “Yasudah, nanti aku masak lagi. Sekarang lebih baik kita berangkat sekolah”

Remaja berumur 18 tahun, yang bernama Jin itu, tinggal di Seoul bersama ayahnya. Suga dan Rapmon adalah temannya yang sudah sangat dekat, bahkan sudah saling menganggap sebagai saudara sendiri. Jin berteman dengan mereka sejak umur 8 tahun. Sebelumnya, dia tidak tinggal disini. Jin dan ayahnya dulu tinggan di Paris, Perancis. Sebenarnya, umurnya setahun lebih tua dari Suga dan Rapmon. Tapi karena dia pindahan dari luar Korea, jadi dia bersekolah dengan tingkatan yang sama dengan Suga dan Rapmon. Sejak masih kecil, dia dibesarkan hanya oleh ayahnya saja.

Mungkin dia pernah melihat wajah ibunya saat dia masih kecil. Tapi dia sudah tidak ingat lagi wajah ibunya. Kata ayahnya, terakhir Jin bersama ibunya saat berumur 2 tahun. Sudah jelas Jin pasti lupa wajah ibunya. Bahkan namanya saja dia tidak tahu. Ayahnya tidak pernah mau memberitahukan nama itu, dan pada akhirnya Jin pun berhenti mencari tahu nama ibunya.

Dia juga tidak tahu, entah punya saudara atau tidak, punya kakak atau tidak. Sekarang, dia sudah menganggap Suga dan Rapmon sebagai saudaranya sendiri. Juga ibu mereka, yang sudah dia anggap sebagai ibunya sendiri, juga sebaliknya.

***

Gadis remaja cantik itu sedang berkaca di sebuah cermin di kamarnya sambil merapikan seragam barunya. Seragam baru ... memang benar, dia adalah murid baru di sekolah barunya di Korea Selatan.

Namanya Yoo Ara. Remaja berumur 17 tahun itu baru pindah satu minggu yang lalu bersama keluarganya. Mereka membuka usaha baru di Seoul. Lebih tepatnya, meneruskan usaha mereka yang turun temurun, dari generasi ke generasi. Yoo Ara menempati rumah lamanya yang dulu. Dia pindah dari Korea ke Jepang saat berumur 8 tahun, dan sekarang keluarganya pindah lagi ke Korea untuk meneruskan bisnis keluarganya.

Ini adalah hari pertama dia sekolah di Myung Dong Art High School. Jungkook, adalah satu satunya teman Yoo Ara yang bersekolah di sana. Tapi entah Yoo Ara masih ingat wajahnya atau tidak. Sudah hampir delapan tahun mereka tidak bertemu.

“Ibu, aku sudah siap” ucap Yoo Ara setelah keluar dari kamarnya. Yoon Bae Sun, ibunya tersenyum melihat anaknya yang sudah rapi.

Baiklah, kita berangkat sekarang”. Sepasang Ibu dan anak itu pun melangkah keluar rumah, menuju mobil. Mereka segera masuk dan Yoon Bae Sun mengantar putrinya ke sekolah.

Myung Dong Art High School adalah sekolah ternama dan terkenal di Korea Selatan. Banyak superstar yang bersekolah disana, termasuk V, seorang artis terkenal yang sedang naik daun. Mayoritas anak yang bersekolah di sana adalah anak dari keluarga kaya.

Jeon Jungkook, dia adalah anak seorang komisaris besar pemilik yayasan beberapa Rumah Sakit besar di Seoul. Kim Seok Jin, adalah pewaris tunggal Agensi Musik milik ayahnya. J-hope, adalah anak dari seorang menteri keuangan Korea Selatan. Park Jimin, dia merupakan anak dari keluarga bangsawan pemilik Jun Seung Departemen Store, toserba terbesar di Seoul. Sedangkan Rapmon, ayahnya juga seorang pemilik Agensi Musik besar di Jepang. Suga, memiliki orangtua yang keduanya adalah anggota dewan legislatif.

Tidak jarang, di dalamnya pasti juga ada persaingan, juga permusuhan. Semua orang di sekolah itu sudah tahu kalau Jin dan V, mereka bermusuhan. Tidak ada yang tahu sebab apa mereka bermusuhan. Banyak orang yang menebak-nebak, mungkin karena V yang selalu unggul dalam segala hal. Termasuk dalam hal musik, beladiri, atau olahraga. Dia selalu bisa menjadi nomor satu di sekolah.

Dan mungkin juga, hal itu yang membuat Jin membenci V, yang selalu saja bisa mengalahkannya. Itulah yang dipikirkan olah orang-orang tentang mereka berdua yang tidak tahu persis apa sebab pastinya mereka bermusuhan secara tiba-tiba. Hanya tuduhan itulah yang dilontarkan, tanpa mereka tahu yang sebenarnya terjadi.

Kedua anak itu, selalu saja terlibat dalam suatu masalah, ataupun persaingan. Dari masalah besar, hingga masalah yang kecil pun selalu diperdebatkan. Padahal keduanya selalu mencoba untuk menghindar, tapi tetap saja terlibat. Bahkan, sampai suatu saat nanti mereka juga akan bersaing tentang masalah cinta.

***


Kedua anak itu, V dan Jungkook berada di dalam mobil. V sedari tadi masih saja terlihat fokus dengan buku di depannya. Kalau sedang membaca sesuatu yang menarik baginya, dia pasti selalu seperti itu. Tidak bisa diganggu, membuat Jungkook bosan. Kalau saja ada Jimin atau J-Hope, pasti Jungkook tidak akan sebosan ini. Paling tidak, ada yang bisa diajaknya bicara.

Mobil terus melaju dan pada akhirnya sampai di depan sekolah. Mobil itu segera berhenti di depan gerbang sekolah yang masih terbuka lebar. Setelah mereka keluar dari dalam mobil, mereka berdua berjalan menuju kelas.

“Hyung, bukannya kau ada pemotretan?” tanya Jungkook.

“Aku ingin bertemu Jung Won sunbae dulu” jawab V.

“Oh...”

Sesaat kemudian, V kembali bersuara. “Kau, mau ikut ke pemotretan?” tanya V, sambil terus berjalan dengan Jungkook. Entah kenapa tiba-tiba dia bicara seperti itu. Padahal, dia tidak pernah mengajak siapapun, termasuk ibunya sendiri.

“Apa? Kau mengajakku Hyung?” tanya Jungkook seakan tidak percaya.

“Kalau tidak mau, yasudah...” jawab V, singkat.

“Eh, iya! Aku ikut Hyung” saut Jungkook dengan cepat.

Jungkook memang paling semangat jika ditawari hal seperti itu. Dari dulu, dia memang ingin sekali jadi superstar seperti V. Wajahnya terlihat berbinar.

“Kau terihat senang sekali” kata V.

“Hehe... tentu saja”

“Tapi kau hanya lihat saja” saut V.

“Yah, Hyung...” keluh Jungkook.

V menyipitkan matanya ke arah Jungkook. “Kenapa?”

“Apa kau tidak mau mempromosikan aku?” tanya Jungkook kembali, yang membuat V setengah berfikir tentang yang dikatakan Jungkook.

Jungkook memang tampan. Kemampuan Jungkook bernyanyi juga tidak bisa diragukan lagi. Dia kelihatannya punya bakat yang luar biasa. V akui, kemampuan Jungkook menari juga lebih hebat darinya. Dia juga pintar. Dan sekarang, V sedang mempertimbangkan permintaan Jungkook. Sesaat kemudian, V berjalan agak cepat dari Jungkook.

“Hyung, kau mau kemana?” tanya Jungkook.

“Aku mau ke toilet sebentar. Kau disitu saja! Jangan pergi kemana-mana!” teriak V yang semakin jauh.

“Ya! Hyung...!” Jungkook hendak bicara sesuatu, tapi V sudah menghilang dari pandangannya. Dia pun mengurungkan niatnya. Jungkook memutuskan untuk duduk di sebuah bangku semen, sambil menunggu V yang sedang ke toilet, entah untuk apa.

Jungkook masih menunggu V. Beberapa saat kemudian, ponselnya berbunyi tanda pesan masuk. V mengirimnya pesan.

Jungkook, tunggu sebentar ya. Kau masih disitu kan? Aku akan menemui Jung Won sunbae dulu, tidak akan lama. Kau tunggu aku saja. Aku akan segera kembali!

Setelah membaca, Jungkook kembali memasukkan ponselnya ke saku seragamnya, dan kembali menunggu V.

Di sisi lain, seorang gadis yang baru saja memasuki gerbang sekolah, setelah mobil yang mengantarnya pergi. Yoo Ara berjalan memasuki sekolah, dan sampai dia melihat seseorang yang sedang duduk sendiri di sebuah bangku semen. Langkahnya terhenti, dia memandang namja itu dari kejauhan. Wajah namja itu seperti tidak asing bagi Yoo Ara.

“Sepertinya aku kenal” gumam Yoo Ara, lirih. Langkahnya semakin mendekati namja itu. Dia baru teringat pada seseorang, lalu tersenyum. Yoo Ara mendekati anak itu, dan berdiri di hadapannya.

“Jungkook” panggilnya. Anak yang dipanggil Jungkook itu mendongak, dan mencari sumber suara itu.

Yang disangka Yoo Ara benar. Dia adalah Jungkook. Yoo Ara masih berdiri di depan Jungkook, dan Jungkook menampakkan tatapan bingung pada gadis yang ada di depannya. Dia benar benar tidak ingat siapa gadis itu.

Apa kau Jungkook?” tanya Yoo Ara.

“Ye..” jawab Jungkook dengan ekspresi yang sama, dan masih mengingat ingat siapa gadis itu.

Setelah beberapa saat kemudian, barulah Jungkook teringat sepenuhnya, siapa gadis yang ada di hadapannya sekarang. Dia langsung berdiri dari tempatnya duduk.

“Yoo Ara?” ujar Jungkook. Yoo Ara tersenyum, lalu mengangguk cepat. Kedua wajah anak itu terlihat berbinar. Tanpa berkata kata lagi, mereka langsung berpelukan.

“Lama sekali tidak bertemu” kata Yoo Ara. “Aku sangat merindukanmu”

“Iya, aku juga merindukanmu” sambung Jungkook, lalu melepaskan pelukannya. “Berapa lama, kita berpisah?” tanya Jungkook, lalu tertawa bersama Yoo Ara.

“Entahlah, mungkin sudah hampir delapan tahun” jawab Yoo-ara.

“Selamat datang kembali ke Korea” kata Jungkook.

“Iya, mohon bantuannya” sambung Yoo Ara. Mereka kembali tertawa, hingga Jungkook mulai lupa dengan V.

“Ayo, bawa aku melihat-lihat sekolah ini” ajak Yoo Ara sambil meraih lengan Jungkook. Dengan cepat, Jungkook mengangguk.

“Ayo!” jawabnya dengan semangat.

Sekarang Jungkook benar-benar lupa dengan V. Seharusnya dia menunggu V, tapi malah pergi dengan Yoo Ara. Pertemuannya dengfan Yoo Ara kali ini membuat Jungkook lupa dengan janjinya. Beberapa saat kemudian, ketika Jungkook membawa Yoo Ara melihat lihat sekolah, tiba-tiba ponsel Jungkook berbunyi. Seseorang menelfonnya.

“Yoo Ara. Sebentar ya. Aku angkat telfon dulu” kata Jungkook. Yoo Ara mengangguk.

Setelah itu, Jungkook berjalan agak menjauh dari Yoo Ara, dan berniat untuk mengangkat telfonnya. Betapa terkejutnya dia, ketika mengetahui siapa yang menghubunginya. Jungkook benar-benar lupa dengan V, yang pasti sekarang sedang mencari-cari Jungkook.

Aigo.. Aku lupa bilang. Perlahan, Jungkook menjawab telfonnya.

“Yobosaeyo, Hyung”

V langsung mengomel di seberang telefon. “Jungkook! Bukannya aku sudah bilang, tunggu dulu sebentar. Kenapa kau malah pergi dari sini?!”

“Aku minta maaf, Hyung” kata Jungkook yang merasa bersalah. “Tadi temanku datang”

“Kau ini! Kau dimana sekarang?” tanya V.

“Aku di lantai atas, bersama Yoo Ara” jawab Jungkook. V terdiam, terlihat sedang berfikir.

“Bagaimana ini? Aku akan pergi sekarang. Kau jadi ikut tidak?” tanya V. Jungkook terdiam, lalu menatap ke arah Yoo Ara yang sedang menunggunya. Setelah itu, dia kembali ke telefonnya.

“Yasudah Hyung. Kau pergi saja. Aku tidak jadi ikut denganmu” jawab Jungkook.

“Kau yakin?” tanya V, kembali meyakinkan Jungkook.

“Hmm” jawabnya singkat. Dan setelah itu, sambungan mereka terputus. Jungkook kembali menghampiri Yoo Ara yang sedari tadi menunggunya.

***

V memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jasnya, setelah itu beranjak dari tempat duduknya. Dia sesekali memikirkan nama anak yang disebut oleh Jungkook tadi. Dia juga sempat berfikit siapa anak itu. Yoo Ara? Dia belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.

Apa dia murid baru? Ah, entahlah..

***

Jepret!
Suara jepretan kamera, disertai dengan pose yang terlihat keren dari V. Sang manager tersenyum puas dan kagum melihatnya. V memang paling bisa. Pemotretan pun masih terus berlangsung, sampai beberapa saat kemudian.

“Baiklah. Istirahat sebentar!” kata sang phtographer.

V menghela napas, lalu melepas jaket yang melapisi tubuhnya. Dia menghempaskan tubuhnya ke sofa, dan tangannya meraih botol lalu segera meminum isinya.

“Kerja bagus, Nak” kata manager Yong, memuji V.

V tidak menanggapinya. Dia kembali fokus pada buku yang tengah ia baca. Beberapa detik kemudian, Yong Hyuk Jae kembali bersuara.

“Oh iya. Aku baru ingat. Kemarin, presdir dari S-Tune Entertaiment memberikan tawaran kerja sama” katanya. Kali ini V menanggapinya. Dia meletakkan buku yang sedang ia baca.

“Penyanyi?” tanya V. Manager Yong mengangguk.

“Memang seperti apa?” tanya V kembali. “Solo atau grup?”

“Sepertinya presdir Kim menginginkan grup” jawab manager Yong. “Kau tertarik?”

V terlihat berfikir serius. Dia kembali memikirkan tentang permintaan Jungkook tadi pagi. Dia pikir, dia bisa mengikutkan teman-temannya. Jungkook, Jimin, dan J-hope.

“Ini tawaran bagus. Kau mau? Jarang jarang ada tawaran seperti ini” kata manager Yong, yang berusaha membujuk V.

Beberapa detik kemudian, V menjawab. “Baiklah, aku menerima tawaran itu. Tapi aku yang akan memilih grupku sendiri. Bagaimana?”

Yong Hyuk Jae terlihat berfikir sejanak. Lalu stelah itu ia mengambil ponselnya yang terletak di atas meja. “Baiklah, aku akan memberitahukannya pada presdir, supaya dia mau mempertimbangkan hal ini” katanya.

Selagi manager Yong menelfon presdir, V kembali melanjutkan pemotretan. Beberapa saat kemudian, manager Yong selesai menelfon, lalu langsung mengacungkan jempolnya ke arah V dan mengangguk, tanda bahwa presdir telah menyetujui permintaan V.

Oh iya, hari ini kan ada latihan Taekwondo. Aku tidak boleh absen.

***

Yoo Ara, Jungkook, Jimin, dan J-hope sedang ada di kantin. Yoo Ara kini berteman baik juga dengan Jimin dan J-hope. Beberapa jam yang lalu, Jungkook memperkenalkan Yoo Ara pada mereka berdua. Kini mereka sedang asik bercanda di kantin.

Di tengah keramaian kantin, mata Yoo Ara tertuju pada seorang anak yang berjalan bersama dua orang namja. Dia memperhatika namja itu sampai namja itu duduk di sebuah kursi bersama kedua temannya. Saat anak itu menoleh ke arah Yoo Ara, YooAra langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Yoo Ara, kau kenapa?” tanya J-hope, yang merasa aneh dengn sikap Yoo Ara.

“Tidak apa-apa” jawab Yoo Ara cepat cepat. “Eh, dia itu... siapa?” tanya Yoo Ara kemudian.

Jungkook menoleh. “Siapa?”

“Yang itu” ucap Yoo Ara sambil menunjuk ke arah namja tadi. Jimin dan J-hope ikut menoleh ke arah yang ditunjuk Yoo Ara.

“Oh, yang itu?” tanya Jimin. Yoo Ara mengangguk.

J-hope kemudian menjelaskan. “Anak yang paling tinggi itu, namanya Rapmon. Dia anak dari pemilik agensi musik besar yang katanya ada di Jepang”

Yoo Ara mengangguk. “Lalu?”

“Yang paling pendek, namanya Suga. Kedua orang tuanya adalah anggota dewan legislatif” kata J-hope lagi.

“Dan dia” sambung Jimin, sambil menunjuk ke arah Jin. “Dia Kim Seok Jin. Pewaris tunggal S-Tune Entertaiment. Dia adalah orang yang paling dingin di sekolah ini”

“Dia juga paling disegani di sekolah” sambung Jungkook. “Tapi tidak untukku”

Dingin? Aku jadi penasaran dengan anak itu. Batin Yoo Ara, yang merasa tertarik dengan Jin.

***

Jam mata pelajaran Bahasa Inggris, telah dimulai sekitar tiga jam yang lalu. Dan ini adalah mata pelajaran terakhir untuk hari ini di kelas Jungkook dan teman-temannya. Dan mungkin, bel tanda pulang sekolah akan berbinyi.

Krriiiing!
Bel tanda pulang sekolah pun akhirnya berbunyi. Para siswa membereskan buku-buku yang tergeletak di meja masing-masing dan memasukkannya ke dalam tas masing-masing.

“Kita lanjutkan minggu depan, dan jangan lupa kerjakan tugas kalian” kata Miss Ina dengan ramah.

“Ye, Miss” jawab semua siswa.

“See you” Miss Ina kembali tersenyum. Setelah guru bahasa inggris keluar dari dalam kelas, barulah disusul oleh beberapa murid keluar dari kelas. Jungkook, yang hampir keluar, tiba-tiba ponselnya bergetar tanda ada pesan masuk. Kemudian dia menghentikan langkahnya, berdiri di ambang pintu dan membaca pesan itu.

Jungkook, aku ingin bicara sesuatu denganmu, Jimin, dan J-hope. Hanya kalian. Temui aku di tempat latihan Taekwondo! Cepat.

“Jungkook-ah, cepatlah jalan! Jangan berdiri di pintu. Aku mau lewat” perintah J-hope yang berada di belakang Jungkook, yang masih berdiri di ambang pintu. Jungkook menoleh ke belakang, dan terlihat J-hope, Jimin dan Yoo Ara tengah menunggu Jungkook berjalan.

“Hehe.. mian Hyung, tadi V hyung mengirimku pesan dan dia bilang ingin bicara sesuatu dengan kita bertiga” kata Jungkook.

“Lalu dimana dia sekarang?” tanya Jimin.

“Di tempat latihan Taekwondo...” jawab Jungkook.

“Ada apa memang?” tanya Yoo Ara. “V, siapa?” tanyanya lagi.

“Apa? Kau tidak tahu V?” tanya J-hope heran.

“Kasihan sekali. Kukira anak itu sudah dikenal sampai ke penjuru dunia” kata Jimin. “Ternyata masih ada yang tidak mengenalnya”

“Yang benar saja. Kau tidak kenal V?” tanya Jungkook.

“Maksudmu, artis itu?” tanya Yoo Ara.

“Iya lah, yang mana lagi?” jawab J-hope.

Yoo ara segera mengambil ponselnya, lalu mencari-cari foto V yang ia simpan di ponselnya.

“Orang ini?” Yoo Ara kembali bertanya seakan kurang percaya.

“Iya!” ketiga anak itu menjawab bersama, meyakinkan Yoo Ara kembali.

Yoo Ara seakan tidak percaya dengn kenyataan ini. Dia ternyata sekarang satu sekolah dengan idolanya. Dia merasa sekarang dirinya sedang beruntung. Bukan hanya hari ini, tapi mungkin untuk seterusnya

Ddrrrttt...
Ponsel Jungkook kembali bergetar. V mengirimnya pesan lagi. Jungkook, cepat!.

“Yoo Ara, kami harus pergi sekarang. Kau pergi sendiri tak apa kan?” tanya Jungkook.

“Iya, tidak apa-apa” jawabnya, lalu tersenyum.

***

Pintu ruangan terbuka, sontak membuat V yang ada di dalam ruangan menoleh ke arah pintu. Terlihat, J-hope masuk, lalu disusul Jimin dan Jungkook. Mereka bertiga langsung menghampiri V yang duduk di salah satu sudut ruangan.

“Ada apa?” tanya Jimin.

Beberapa detik kemudian, V pun menjelaskan semuanya, tentang yang dikatakan Manager Yong, tawaran dari S-Tune Entertaiment, serta rencananya yang ingin mengajak Jungkook, Jimin, dan J-hope untuk debut bersama.

“Bagaimana? Ini tawaran bagus” kata V.

“Kau serius?” tanya Jimin.

“Apa aku terlihat sedang berbohong? Tentu saja aku serius dengan ucapanku itu” jawab V, meyakinkan mereka.

Ketiga anak itu terlihat berfikir sangat serius untuk beberapa saat. Sedangkan V, dia sudah tidak sabar mendengar jawaban “Iya” dari mulut teman-temannya. Dia benar-benar sudah memikirkan hal ini dengan matang. Jadi dia ingin rencananya berjalan dengan sempurna seperti yang ia harapkan.

“Ayolah, ini tawaran yang sangat bagus. Lagipula, kalian tidak akan mendapat tawaran seperti ini lagi nantinya.” Kata V, kembali membujuk mereka.

Jungkook, Jimin, dan J-hope saling bertatapan. Seakan mengerti kata hati satu sama lain, ketiganya tersenyum, lalu menatap V dan mengangguk bersama. V ikut pun tersenyum, mengerti dengan bahasa tubuh mereka.

“Nah, begitu” ujar V dengan senang. “Kalau begitu, besok kita berkumpul di rumahku. Nanti Manager Yong yang akan menjemput kita” katanya. Dan semua mengangguk.

Setelah itu semua keluar dari dalam ruangan. Jimin dan J-hope, yang sedari tadi sudah ditunggu oleh mobil jemputannya, segera masuk ke mobil masing masing. Sedangkan Jungkook, sudah jelas dia selalu bersama V. Kedua anak itu memang sedari kecil memiliki kesukaan yang sama, dan selalu bersama, sudah seperti saudara kandung sendiri. Sampai suatu saat nanti mereka juga akan menyukai gadis yang sama.

Sambil berjalan, V merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya. V berniat untuk menelfon asisten pribadinya.

“Yobosaeyo” ucap V.

“Yobosaeyo, Hyung. Ada apa?” suara Yang Tae Jun di seberang telefon.

“Kau datanglah ke sekolah dan bawa pulang mobilku” kata V.

“Maksudmu?” tanya Tae Jun.
“Hari ini aku jalan kaki saja. Jadi, kau yang bawa mobilku”
“Oh, iya baiklah” jawabnya mengerti. “Lalu kuncinya?”
“Kutinggal di mobil” jawab V, lalu setelah itu, sambungan mereka pun terputus. V kembali memasukkan ponselnya ke saku celananya.
Entah kenapa, hari ini V ingin sekali jalan kaki. Dia merasa sudah sangat lama tidak jalan-jalan dan menaiki kendaraan umum.
“Hyung, kau tidak takut jika dikerubungi fans dijalan?” tanya Jungkook.
“Tenang saja, aku bisa mengatasinya. Kau tidak usah khawatir” jawab V dengan santai.
“Lalu mobilmu, Tae Jun yang bawa?” tanya Jungkook lagi.
V mengangguk. “Memang kenapa?”
“Hyung, biar aku saja yang membawa mobilmu” kata Jungkook.
“Tidak boleh” jawab V dengan cepat.
“Kenapa, Hyung? Apa kau khawatir mobilmu rusak karenaku? Apa kau tidak percaya padaku kalau aku bisa menyetir?” tanya Jungkook.
“Begitulah...” ucapnya dengan santai, yang sukses membuat Jungkook kesal. “Lebih baik kau jalan kaki saja denganku. Lebih sehat” ujarnya.
“Tidak mau!” tolak Jungkook. “Kakiku bisa sakit kalau terus berjalan. Apalagi jarak sekolah ke rumah sangat jauh” kata Jungkook.
“Kau ini banyak alasan. Mana ada yang seperti itu” kata V.
“Ah, ayolah, Hyung. Biarkan aku yang membawa mobilmu” pinta Jungkook lagi.
V menghela napas. “Tapi hanya kali ini. Saat bersamaku biar aku saja yang menyetir. Dan untuk kali ini kau dalam pengawasan Tae Jun” kata V.
“Benarkah, Hyung?” tanya Jungkook dengan wajah cerianya.
“Tapi ingat, jangan sembarangan! Jangan main-main dengan mobilku” ancam V.
Jungkook mengangguk cepat. Setelah itu, V berbalik dan pergi meninggalkan Jungkook, keluar sekolah. Dan Jungkook, sudah pasti dia langsung melangkahkan kakinya menuju mobil V.
Baru saja V berjalan sekitar lima ratus meter dari sekolah, langkahnya terhenti. Dia dikejutkan dengan sesuatu. Melihat hal itu, dirinya tidak bisa tinggal diam. Dengan segera, dia berlari kearahnya dan, BUUAAK!
***
“Ayah...” suasana rumah yang sunyi, sesaat pecah kaerena suara berat Jin yang memanggil sang ayah. Namja tampan ini keluar dari kamarnya dengan penampilannya yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya.
“Ayah!” kembali Jin memanggil ayahnya.
“Ye, Jin-ya” Hyun Seok-yang juga sudah rapi dengan seragam kantornya-keluar dari dalam kamarnya, dan mendapati Jin yang sedang melangkah mendekatinya.
“Ayah, boleh kuambil laptopku?” tanya Jin.
“Boleh. Ambil saja didalam. Ayah berangkat lebih awal. Kau berangkat sendiri tak apa kan?” jawab Hyun Seok.
“Hm. Aku tak apa” kata Jin.
“Atau kuantar sekalian?” tawarnya.
“Ah, tidak usah. Nanti Suga dan Rapmon juga akan datang kesini” jawab Jin.
“Yasudah. Ayah berangkat” kata Hyun Seok.
Setelah Hyun Seok keluar, Jin segara memasuki kamar ayahnya dan berniat mengambil laptopnya. Awalnya dia tidak menemukannya. Dia lupa tidak bertanya dimana ayahnya meletakkannya. Tapi kemudian dia menemukannya di ruang kerja ayahnya.
“Ah, itu dia” gumamnya.
Saat dia akan melangkah keluar, langkahnya terhenti setelah melihat sesuatu yang tergeletak di meja ayahnya. Dia kembali mendekat dan meraih benda itu. Sebuah bingkai foto, yang terpajang di meja, yang sebelumnya tidak pernah ia lihat. Sebuah foto keluarga yang tak pernah ia lihat sebelumnya.  Jin terheran melihat foto itu. Ada seorang wanita yang menggendong bayi, ayahnya, dan...
Aku? Siapa dua orang itu? Kenapa aku dan ayah bisa berfoto dengan mereka? Aku tidak pernah mengenal mereka sebelumnya. Mereka siapa?. Batin Jin bertanya-tanya tentang hal yang baru ia temukan itu.
“Apa... ini ibuku? Lalu, apa ini adikku? Tapi kata ayah, aku tidak punya saudara” gumamnya, yang semakin penasaran. Dia ingin mencari tahu semuanya, tapi dia yakin, kalau ayahnya pasti tidk akan mau memberikan kejelasan apapun tentang ini.
Dengan perasaan penih selidik, Jin berniat mencari tahu semuanya di dalam ruang kerja ayahnya. Siapa tahu, ada sesuatu yang ia temukan dan dapat memberinya kejelasan. Dia membuak laci meja ayahnya. Disana dia hanya menjumpai berkas-berkas ayahnya, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan foto itu. Dia terus membolak balikkan berkas apapun yang ia temukan, dan saat membuka sebuah map, ada sesuatu yang terjatuh dari map itu. Jin mengambilnya. Dan betapa terkejutnya dia setelah melihat kalau itu adalah foto V.
V..? untuk apa ayah menyimpan foto V? Aneh...
Tiiin! Suara klakson mobil membuyarkan pikirannya.
“Ah, entahlah. Itu pasti Suga dan Rapmon” kata Jin. Lalu setelah itu dia segera keluar dari dalam kamar ayahnya dan bergegas menemui kedua temannya, dan berangkat ke sekolah.[TBC]



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar