Tittle: Miracle || Author: Jeon JR
Genre: Romance
|| Leght: Chaptered || Rating: G
Main Cast: V BTS, Jin BTS,
Yoo Ara || Other Cast: Yooyoung
(HV), All
Member BTS
Happy Reading..^^
방탄소년단
Chapter 1
Oktober, 2022
Pintu rumah terbuka, dan
masuklah perempuan cantik bernama Yoo Ara ke dalam rumah mewahnya. Rumah yang
ia bangun bersama Jin, suaminya, yang menikahinya dua tahun yang lalu.
Langkahnya ia tujukan ke arah
dapur, dan setelah meletakkan barang belanjaan-yang baru saja ia beli di
supermarket dekat rumahnya-Yoo Ara melangkah meninggalkan dapur kemudian duduk
sendiri di sofa. Jin sedang bekerja. Dia bekerja sebagai C.E.O. di salah satu
Agensi musik besar di Seoul. Tiada hal yang banyak Yoo Ara lakukan di rumah
jika tidak ada Jin. Tidak ada suara anak kecil disana, mereka berdua memang
belum dikaruniai seorang anak.
Hati Yoo Ara gelisah setiap kal
memikirkan hal itu. Sudah dua tahun dia menikah, tapi belum juga punya anak.
Jin memang tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Dia juga tidak terlalu
menuntut keturunan dari Yoo Ara. Tapi sebagai seorang wanita, Yoo Ara juga
merasa dirinya belum sempurna dimata suaminya jika dia belum juga memiliki
anak. Rasanya kurang lengkap sebuah keluarga tanpa kehadiran buah hati. Tapi
bagi Jin, Yoo Ara sudah cukup sempurna sebagai seorang istri yang baik.
Perlahan, suara rintik hujan
mulai terdengar. Hujan kembali mengguyur kota Seoul di musim gugur ini.
Suaranya yang lirih, mulai terdengar keras, menghantam benda apapun di
bawahnya.
Yoo Ara memasuki kamarnya. Dari
jendela kamarnya, terlihat rintik hujan yang mengguyur membasahi bumi. Dia
mendekat ke jendela itu. Yoo Ara hanyut dalam irama rintik hujan, dan tetes-tetes
air hujan yang semakin deras. Dia hanyut dalam pikirannya. Pikirannya yang
menerawang jauh ke masa lalu. Masa dimana dia bersama cinta pertamanya. Orang
yang masih ia cintai sampai sekarang. Orang yang telah memberinya pahit, manis,
kecewa, sedih, serta bahagia.
Delapan tahun yang lalu, yang
memperlihatkan bagaimana tampannya cinta pertamanya, bagaimana pintarnya cinta
pertamanya, bagaimana penyayangnya dia, bagaimana ia bersama dengan cinta
pertamanya yang pada akhirnya cinta pertamanya itu pergi meninggalkannya. Dia tidak
pernah kembali lagi. Tidak akan pernah.
Tapi Yoo Ara tidak pernah
menyesal menikah dengan Jin. Dia merasa bahagia dan beruntung memiliki suami
seperti Jin. Yoo Ara selalu mengagumi suaminya. Betapa tampannya dia, betapa
bijaknya Jin, betapa perhatiannya Jin pada Yoo Ara. Betapa sayangnya Jin pada
istrinya. Betapa Jin mencintai Yoo Ara, dan betapa besarnya pengorbanannya pada
Yoo Ara di masa lalu, sampai sekarang ini. Walaupun mereka berdua sama-sama
tahu, Jin bukanlah cinta pertama Yoo Ara, dan Yoo Ara bukanlah cinta pertama
Jin. Tapi mereka tetap saling mencintai.
Yoo Ara semakin hanyut dengan
masa lalunya. Masa lalu yang begitu menyedihkan, masa lalu yang begitu
mendebarkan, dan masa lalu yang begitu indah. Yoo Ara kembali membuka masa
lalunya. Masa delapan tahun yang lalu, dimana dia bersama cinta pertamanya...
Flashback, 8 years ago...
Korea,
2014...
“Huaarghh...”
mulut anak itu menguap lebar. Sebenarnya dia masih mengantuk, karena semalam
dia menghadiri sebuah acara talkshow sampai larut malam di sebuah stasiun
televisi. Matanya menoleh ke arah jam dinding kamarnya. Jam setengah tujuh
pagi, dia baru saja selesai mandi, sekarang sedang memakai seragamnya. Dia baru
ingat kalau hari ini ada pemotretan dan jadwalnya dimulai lebih awal dari biasanya,
temannya yang bernama Jungkook juga sudah
menunggunya dari tadi.
Dia
terdiam memandang dasi di tangan kanannya, bingung harus bagaimana memakainya.
Memang terdengar aneh, anak ini sudah 17
tahun, tapi tidak tahu caranya memakai dasi, dan paling tidak suka dengan hal
seperti ini. Kalau urusan memakai dasi selalu dibantu orang lain.
Dia
keluar kamar dengan tangan kanannya yang menenteng dasi. Di ruang tamu,
terlihat ibunya sedang bicara dengan temannya, Jungkook.
“Oemma..”
panggilnya, lalu duduk disebelah ibunya. Seperti sudah tahu tujuan anaknya,
Park In Soo sang ibu pun meraih dasi anaknya dan memakaikannya.
“Hyung,
kau ini aneh. Memakai dasi saja kau tidak bisa” ejek Jungkook pada V. “Kalah
dengan anak kecil”
“Memang
kenapa kalau aku kalah dengan anak kecil, sepertimu..” jawab V. Jungkook
merengut kesal dengan jawaban V.
Setelah
selesai dipakaikan dasinya oleh sang Ibu, tangannya meraih kepala Jungkook dan
mengcak-acak rambut anak itu seperti adiknya sendiri. “Ayo berangkat!” ajak V.
Jungkook
tersentak. “Ya! Hyung, kau menyebalkan!”. V hanya tertawa melihatnya merapikan
rambut.
Jungkook
adalah temannya sejak kecil, saat V pindah ke Seoul, Korea Selatan pada umur 6
tahun. Dan sejak pertama bertemu dengan Jungkook, V langsung bisa berteman
dekat dengannya, sampai sekarang. Bahkan sudah saling mnganggap sebagai saudara
sendiri.
***
Keempat
laki-laki itu sedang berkumpul di meja makan, untuk sarapan bersama.
“Bagaimana?”
tanya seorang anak muda, ketika pria yang lain sedang mencoba masakan
buatannya.
Salah
seorang dari mereka bersuara. “Hmm... daebak Hyung! Masakanmu sangat enak” puji
seorang anak bernama Suga.
“Benarkah?”
Seorang
pria yang disebut sebagai ayah juga mulai bersuara.”Iya. ini lebih enak dari
yang ayah bayangkan”. Katanya. “Anakku memang pandai memasak”
“Rapmon,
bagaimana?” tanya Jin pada seorang lagi temannya.
“Hei!”
teriak Suga pada Rapmon.
Anak
itu, yang dari tadi diam saja, ternyata hampir saja menghabiskan semangkuk
samgyettang buatan Jin. Suga yang melihatnya dengan segera mengambil
alih mangkuk itu sebelum sepenuhnya dihabiskan olah Rapmon.
Jin hanya tersenyun melihatnya.
“kenapa
kau habiskan, hah?!” protes ayah Jin, Kim Hyun Seok.
“Hehe...”
Rapmon menyengir. “Ini sangat enak”
Jin
bersuara. “Yasudah, nanti aku masak lagi. Sekarang lebih baik kita berangkat
sekolah”
Remaja
berumur 18 tahun, yang bernama Jin itu, tinggal di
Seoul bersama ayahnya. Suga dan Rapmon adalah temannya yang sudah sangat dekat,
bahkan sudah saling menganggap sebagai saudara sendiri. Jin berteman dengan mereka
sejak umur 8 tahun. Sebelumnya, dia tidak tinggal disini. Jin dan ayahnya dulu
tinggan di Paris, Perancis. Sebenarnya, umurnya setahun lebih tua dari Suga dan
Rapmon. Tapi karena dia pindahan dari luar Korea, jadi dia bersekolah dengan
tingkatan yang sama dengan Suga dan Rapmon. Sejak masih kecil, dia dibesarkan
hanya oleh ayahnya saja.
Mungkin
dia pernah melihat wajah ibunya saat dia masih kecil. Tapi dia sudah tidak ingat
lagi wajah ibunya. Kata ayahnya, terakhir Jin bersama ibunya saat berumur 2 tahun.
Sudah jelas Jin pasti lupa wajah ibunya. Bahkan namanya saja dia tidak tahu.
Ayahnya tidak pernah mau memberitahukan nama itu, dan pada akhirnya Jin pun
berhenti mencari tahu nama ibunya.
Dia
juga tidak tahu, entah punya saudara atau tidak, punya kakak atau tidak.
Sekarang, dia sudah menganggap Suga dan Rapmon sebagai saudaranya sendiri. Juga
ibu mereka, yang sudah dia anggap sebagai ibunya sendiri, juga sebaliknya.
***
Gadis
remaja cantik itu sedang berkaca di sebuah cermin di kamarnya sambil merapikan
seragam barunya. Seragam baru ... memang benar, dia adalah murid baru di
sekolah barunya di Korea Selatan.
Namanya
Yoo Ara. Remaja berumur 17 tahun itu baru
pindah satu minggu yang lalu bersama keluarganya. Mereka membuka usaha baru di
Seoul. Lebih tepatnya, meneruskan usaha mereka yang turun temurun, dari
generasi ke generasi. Yoo Ara
menempati rumah lamanya yang dulu. Dia pindah dari Korea ke Jepang saat berumur
8 tahun, dan sekarang keluarganya pindah lagi ke Korea untuk meneruskan bisnis
keluarganya.
Ini
adalah hari pertama dia sekolah di Myung Dong Art High School. Jungkook, adalah
satu satunya teman Yoo Ara
yang bersekolah di sana. Tapi entah Yoo Ara
masih ingat wajahnya atau tidak. Sudah hampir delapan tahun mereka tidak
bertemu.
“Ibu,
aku sudah siap” ucap Yoo Ara
setelah keluar dari kamarnya. Yoon Bae Sun, ibunya tersenyum melihat anaknya
yang sudah rapi.
“Baiklah,
kita berangkat sekarang”. Sepasang Ibu dan
anak itu pun melangkah keluar rumah, menuju mobil. Mereka segera masuk dan Yoon
Bae Sun mengantar putrinya ke sekolah.
Myung Dong Art High School adalah sekolah
ternama dan terkenal di Korea Selatan. Banyak superstar yang bersekolah disana,
termasuk V, seorang artis terkenal yang sedang naik daun. Mayoritas anak yang
bersekolah di sana adalah anak dari keluarga kaya.
Jeon
Jungkook, dia adalah anak seorang komisaris besar pemilik yayasan beberapa
Rumah Sakit besar di Seoul. Kim Seok Jin, adalah pewaris tunggal Agensi Musik
milik ayahnya. J-hope, adalah anak dari seorang menteri keuangan Korea Selatan.
Park Jimin, dia merupakan anak dari keluarga bangsawan pemilik Jun Seung Departemen Store, toserba
terbesar di Seoul. Sedangkan Rapmon,
ayahnya juga seorang pemilik Agensi Musik besar di Jepang. Suga, memiliki
orangtua yang keduanya adalah anggota dewan legislatif.
Tidak
jarang, di dalamnya pasti juga ada persaingan, juga permusuhan. Semua orang di
sekolah itu sudah tahu kalau Jin dan V, mereka bermusuhan. Tidak ada yang tahu
sebab apa mereka bermusuhan. Banyak orang yang menebak-nebak, mungkin karena V
yang selalu unggul dalam segala hal. Termasuk dalam hal musik, beladiri, atau
olahraga. Dia selalu bisa menjadi nomor satu di sekolah.
Dan
mungkin juga, hal itu yang membuat Jin membenci V, yang selalu saja bisa
mengalahkannya. Itulah yang dipikirkan olah orang-orang tentang mereka berdua
yang tidak tahu persis apa sebab pastinya mereka bermusuhan secara tiba-tiba.
Hanya tuduhan itulah yang dilontarkan, tanpa mereka tahu yang sebenarnya
terjadi.
Kedua
anak itu, selalu saja terlibat dalam suatu masalah, ataupun persaingan. Dari
masalah besar, hingga masalah yang kecil pun selalu diperdebatkan. Padahal
keduanya selalu mencoba untuk menghindar, tapi tetap
saja terlibat. Bahkan, sampai suatu saat nanti
mereka juga akan bersaing tentang masalah cinta.
***
Kedua
anak itu, V dan Jungkook berada di dalam mobil. V sedari
tadi masih saja terlihat fokus dengan buku di
depannya. Kalau sedang membaca sesuatu yang menarik baginya, dia
pasti selalu seperti itu. Tidak bisa diganggu, membuat Jungkook bosan. Kalau
saja ada Jimin atau J-Hope, pasti Jungkook tidak akan sebosan ini. Paling
tidak, ada yang bisa diajaknya bicara.
Mobil
terus melaju dan pada akhirnya sampai di depan sekolah. Mobil itu segera
berhenti di depan gerbang sekolah
yang masih terbuka lebar. Setelah mereka keluar dari
dalam mobil,
mereka berdua berjalan menuju kelas.
“Hyung,
bukannya kau ada pemotretan?” tanya Jungkook.
“Aku
ingin bertemu Jung Won sunbae dulu” jawab V.
“Oh...”
Sesaat
kemudian, V kembali bersuara. “Kau, mau ikut ke pemotretan?” tanya V, sambil
terus berjalan dengan Jungkook. Entah kenapa tiba-tiba dia bicara seperti itu.
Padahal, dia tidak pernah mengajak siapapun, termasuk ibunya sendiri.
“Apa?
Kau mengajakku Hyung?” tanya Jungkook seakan tidak percaya.
“Kalau
tidak mau, yasudah...” jawab V, singkat.
“Eh,
iya! Aku ikut Hyung” saut Jungkook dengan cepat.
Jungkook
memang paling semangat jika ditawari hal seperti itu. Dari dulu, dia memang
ingin sekali jadi superstar seperti V. Wajahnya terlihat berbinar.
“Kau
terihat senang sekali” kata V.
“Hehe...
tentu saja”
“Tapi
kau hanya lihat saja” saut V.
“Yah,
Hyung...” keluh Jungkook.
V
menyipitkan matanya ke arah Jungkook. “Kenapa?”
“Apa
kau tidak mau mempromosikan aku?” tanya Jungkook kembali, yang membuat V
setengah berfikir tentang yang dikatakan Jungkook.
Jungkook
memang tampan. Kemampuan Jungkook bernyanyi juga tidak bisa diragukan lagi. Dia
kelihatannya punya bakat yang luar biasa. V akui, kemampuan Jungkook menari
juga lebih hebat darinya. Dia juga pintar. Dan sekarang, V sedang
mempertimbangkan permintaan Jungkook. Sesaat kemudian, V berjalan agak cepat
dari Jungkook.
“Hyung,
kau mau kemana?” tanya Jungkook.
“Aku
mau ke toilet sebentar. Kau disitu saja! Jangan pergi kemana-mana!” teriak V
yang semakin jauh.
“Ya!
Hyung...!” Jungkook hendak bicara sesuatu, tapi V sudah menghilang dari
pandangannya. Dia pun mengurungkan niatnya. Jungkook memutuskan untuk duduk di
sebuah bangku semen, sambil menunggu V yang sedang ke toilet, entah untuk apa.
Jungkook
masih menunggu V. Beberapa saat kemudian, ponselnya berbunyi tanda pesan masuk.
V mengirimnya pesan.
Jungkook, tunggu sebentar ya. Kau masih
disitu kan? Aku akan menemui Jung Won sunbae dulu, tidak akan lama. Kau tunggu
aku saja. Aku akan segera kembali!
Setelah
membaca, Jungkook kembali memasukkan ponselnya ke saku seragamnya, dan kembali
menunggu V.
Di
sisi lain, seorang gadis yang baru saja memasuki gerbang sekolah, setelah mobil
yang mengantarnya pergi. Yoo Ara berjalan memasuki sekolah, dan sampai dia
melihat seseorang yang sedang duduk sendiri di sebuah bangku semen. Langkahnya
terhenti, dia memandang namja itu dari kejauhan. Wajah namja itu seperti tidak
asing bagi Yoo Ara.
“Sepertinya
aku kenal” gumam Yoo Ara, lirih. Langkahnya semakin mendekati namja itu. Dia
baru teringat pada seseorang, lalu tersenyum. Yoo Ara mendekati anak itu, dan
berdiri di hadapannya.
“Jungkook”
panggilnya. Anak yang dipanggil Jungkook itu mendongak, dan mencari sumber
suara itu.
Yang
disangka Yoo Ara benar. Dia adalah Jungkook. Yoo Ara
masih berdiri di depan Jungkook, dan Jungkook menampakkan tatapan bingung pada
gadis yang ada di depannya. Dia benar benar tidak ingat siapa gadis itu.
“Apa
kau Jungkook?” tanya Yoo Ara.
“Ye..”
jawab Jungkook dengan ekspresi yang sama, dan masih mengingat ingat siapa gadis
itu.
Setelah
beberapa saat kemudian, barulah Jungkook teringat sepenuhnya, siapa gadis yang
ada di hadapannya sekarang. Dia langsung berdiri dari tempatnya duduk.
“Yoo Ara?”
ujar Jungkook. Yoo Ara tersenyum, lalu mengangguk cepat.
Kedua wajah anak itu terlihat berbinar. Tanpa berkata kata lagi, mereka
langsung berpelukan.
“Lama
sekali tidak bertemu” kata Yoo Ara. “Aku sangat
merindukanmu”
“Iya,
aku juga merindukanmu” sambung Jungkook, lalu melepaskan pelukannya. “Berapa
lama, kita berpisah?” tanya Jungkook, lalu
tertawa bersama Yoo Ara.
“Entahlah,
mungkin sudah hampir delapan tahun” jawab Yoo-ara.
“Selamat
datang kembali ke Korea” kata Jungkook.
“Iya,
mohon bantuannya” sambung Yoo Ara. Mereka
kembali tertawa, hingga Jungkook mulai lupa dengan V.
“Ayo,
bawa aku melihat-lihat sekolah ini” ajak Yoo Ara
sambil meraih lengan Jungkook. Dengan cepat, Jungkook mengangguk.
“Ayo!”
jawabnya dengan semangat.
Sekarang
Jungkook benar-benar lupa dengan V. Seharusnya dia menunggu V, tapi malah pergi
dengan Yoo Ara. Pertemuannya dengfan Yoo Ara kali
ini membuat Jungkook lupa dengan janjinya. Beberapa saat kemudian, ketika
Jungkook membawa Yoo Ara melihat lihat sekolah, tiba-tiba ponsel Jungkook berbunyi.
Seseorang menelfonnya.
“Yoo
Ara. Sebentar ya. Aku angkat telfon dulu” kata Jungkook. Yoo Ara mengangguk.
Setelah
itu, Jungkook berjalan agak menjauh dari Yoo Ara, dan berniat untuk mengangkat
telfonnya. Betapa terkejutnya dia, ketika mengetahui siapa yang menghubunginya.
Jungkook benar-benar lupa dengan V, yang pasti sekarang sedang mencari-cari
Jungkook.
Aigo.. Aku lupa bilang.
Perlahan, Jungkook menjawab telfonnya.
“Yobosaeyo,
Hyung”
V
langsung mengomel di seberang telefon. “Jungkook! Bukannya aku sudah bilang,
tunggu dulu sebentar. Kenapa kau malah pergi dari sini?!”
“Aku
minta maaf, Hyung” kata Jungkook yang merasa bersalah. “Tadi temanku datang”
“Kau
ini! Kau dimana sekarang?” tanya V.
“Aku
di lantai atas, bersama Yoo Ara” jawab Jungkook. V terdiam, terlihat sedang
berfikir.
“Bagaimana
ini? Aku akan pergi sekarang. Kau jadi ikut tidak?” tanya V. Jungkook terdiam,
lalu menatap ke arah Yoo Ara yang sedang menunggunya. Setelah itu, dia kembali
ke telefonnya.
“Yasudah
Hyung. Kau pergi saja. Aku tidak jadi ikut denganmu” jawab Jungkook.
“Kau
yakin?” tanya V, kembali meyakinkan Jungkook.
“Hmm”
jawabnya singkat. Dan setelah itu, sambungan mereka terputus. Jungkook kembali
menghampiri Yoo Ara yang sedari tadi menunggunya.
***
V
memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jasnya, setelah itu beranjak dari
tempat duduknya. Dia sesekali memikirkan nama anak yang disebut oleh Jungkook
tadi. Dia juga sempat berfikit siapa anak itu. Yoo Ara? Dia belum pernah
mendengar nama itu sebelumnya.
Apa dia murid baru? Ah, entahlah..
***
Jepret!
Suara
jepretan kamera, disertai dengan pose yang terlihat keren dari V. Sang manager
tersenyum puas dan kagum melihatnya. V memang paling bisa. Pemotretan pun masih
terus berlangsung, sampai beberapa saat kemudian.
“Baiklah.
Istirahat sebentar!” kata sang phtographer.
V
menghela napas, lalu melepas jaket yang melapisi tubuhnya. Dia menghempaskan
tubuhnya ke sofa, dan tangannya meraih botol lalu segera meminum isinya.
“Kerja
bagus, Nak” kata manager Yong, memuji V.
V
tidak menanggapinya. Dia kembali fokus pada buku yang tengah ia baca. Beberapa
detik kemudian, Yong Hyuk Jae
kembali bersuara.
“Oh
iya. Aku baru ingat. Kemarin, presdir dari S-Tune Entertaiment memberikan
tawaran kerja sama” katanya. Kali ini V menanggapinya. Dia meletakkan buku yang
sedang ia baca.
“Penyanyi?”
tanya V. Manager Yong mengangguk.
“Memang
seperti apa?” tanya V kembali. “Solo atau grup?”
“Sepertinya
presdir Kim menginginkan grup” jawab manager Yong. “Kau tertarik?”
V
terlihat berfikir serius. Dia kembali memikirkan tentang permintaan Jungkook
tadi pagi. Dia pikir, dia bisa mengikutkan teman-temannya. Jungkook, Jimin, dan
J-hope.
“Ini
tawaran bagus. Kau mau? Jarang jarang ada tawaran
seperti ini” kata manager Yong, yang berusaha membujuk V.
Beberapa
detik kemudian, V menjawab. “Baiklah, aku menerima tawaran itu. Tapi aku yang
akan memilih grupku sendiri. Bagaimana?”
Yong
Hyuk Jae terlihat berfikir sejanak. Lalu stelah itu ia
mengambil ponselnya yang terletak di atas meja. “Baiklah, aku akan
memberitahukannya pada presdir, supaya dia mau mempertimbangkan hal ini”
katanya.
Selagi
manager Yong menelfon presdir, V kembali melanjutkan pemotretan. Beberapa saat
kemudian, manager Yong selesai menelfon, lalu langsung mengacungkan jempolnya ke
arah V dan mengangguk, tanda bahwa presdir telah menyetujui permintaan V.
Oh iya, hari ini kan ada latihan
Taekwondo. Aku tidak boleh absen.
***
Yoo
Ara, Jungkook, Jimin, dan J-hope sedang ada di kantin. Yoo Ara kini berteman
baik juga dengan Jimin dan J-hope. Beberapa jam yang lalu, Jungkook
memperkenalkan Yoo Ara pada mereka berdua. Kini mereka sedang asik bercanda di
kantin.
Di
tengah keramaian kantin, mata Yoo Ara tertuju pada seorang anak yang berjalan
bersama dua orang namja. Dia memperhatika namja itu sampai namja itu duduk di
sebuah kursi bersama kedua temannya. Saat anak itu menoleh ke arah Yoo Ara,
YooAra langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
“Yoo
Ara, kau kenapa?” tanya J-hope, yang merasa aneh dengn sikap
Yoo Ara.
“Tidak
apa-apa” jawab Yoo Ara cepat cepat. “Eh, dia itu... siapa?” tanya Yoo Ara
kemudian.
Jungkook
menoleh. “Siapa?”
“Yang
itu” ucap Yoo Ara sambil menunjuk ke arah namja tadi. Jimin dan J-hope ikut
menoleh ke arah yang ditunjuk Yoo Ara.
“Oh,
yang itu?” tanya Jimin. Yoo Ara mengangguk.
J-hope
kemudian menjelaskan. “Anak yang paling
tinggi itu, namanya Rapmon. Dia anak dari pemilik agensi musik besar yang
katanya ada di Jepang”
Yoo
Ara mengangguk. “Lalu?”
“Yang
paling pendek, namanya Suga. Kedua orang tuanya adalah anggota dewan
legislatif” kata J-hope lagi.
“Dan
dia” sambung Jimin, sambil menunjuk ke arah Jin. “Dia Kim Seok Jin. Pewaris
tunggal S-Tune Entertaiment. Dia adalah orang yang paling dingin di sekolah
ini”
“Dia
juga paling disegani di sekolah” sambung Jungkook. “Tapi tidak untukku”
Dingin? Aku jadi penasaran dengan anak
itu.
Batin Yoo Ara, yang merasa tertarik dengan Jin.
***
Jam
mata pelajaran Bahasa Inggris, telah dimulai sekitar tiga jam yang lalu. Dan
ini adalah mata pelajaran terakhir untuk hari ini di kelas Jungkook dan
teman-temannya. Dan mungkin, bel tanda pulang sekolah akan berbinyi.
Krriiiing!
Bel
tanda pulang sekolah pun akhirnya berbunyi. Para
siswa membereskan buku-buku yang tergeletak di meja masing-masing
dan memasukkannya ke dalam tas masing-masing.
“Kita
lanjutkan minggu depan, dan jangan lupa kerjakan tugas
kalian” kata Miss Ina dengan ramah.
“Ye,
Miss” jawab semua siswa.
“See
you” Miss Ina kembali tersenyum. Setelah guru bahasa inggris keluar dari dalam
kelas, barulah disusul oleh beberapa murid keluar dari kelas. Jungkook, yang
hampir keluar, tiba-tiba ponselnya bergetar tanda ada pesan
masuk. Kemudian dia menghentikan langkahnya, berdiri di ambang pintu dan
membaca pesan itu.
Jungkook, aku ingin bicara sesuatu
denganmu, Jimin, dan J-hope. Hanya kalian. Temui aku di tempat latihan
Taekwondo! Cepat.
“Jungkook-ah,
cepatlah jalan! Jangan berdiri di pintu. Aku mau lewat” perintah J-hope yang
berada di belakang Jungkook, yang masih berdiri di ambang pintu. Jungkook
menoleh ke belakang, dan terlihat J-hope, Jimin dan Yoo Ara tengah menunggu
Jungkook berjalan.
“Hehe..
mian Hyung, tadi V hyung
mengirimku pesan dan dia bilang ingin bicara sesuatu dengan kita bertiga” kata
Jungkook.
“Lalu
dimana dia sekarang?” tanya Jimin.
“Di
tempat latihan Taekwondo...” jawab Jungkook.
“Ada
apa memang?” tanya Yoo Ara. “V, siapa?” tanyanya lagi.
“Apa?
Kau tidak tahu V?” tanya J-hope heran.
“Kasihan
sekali. Kukira anak itu sudah dikenal sampai ke penjuru dunia” kata Jimin. “Ternyata
masih ada yang tidak mengenalnya”
“Yang
benar saja. Kau tidak kenal V?” tanya Jungkook.
“Maksudmu,
artis itu?” tanya Yoo Ara.
“Iya
lah, yang mana lagi?” jawab J-hope.
Yoo
ara segera mengambil ponselnya, lalu mencari-cari
foto V yang ia simpan di ponselnya.
“Orang
ini?” Yoo Ara kembali bertanya seakan kurang percaya.
“Iya!”
ketiga anak itu menjawab bersama, meyakinkan Yoo Ara kembali.
Yoo
Ara seakan tidak percaya dengn kenyataan ini. Dia ternyata sekarang satu
sekolah dengan idolanya. Dia merasa sekarang dirinya sedang beruntung. Bukan
hanya hari ini, tapi mungkin untuk seterusnya
Ddrrrttt...
Ponsel
Jungkook kembali bergetar. V mengirimnya pesan lagi. Jungkook, cepat!.
“Yoo
Ara, kami harus pergi sekarang. Kau pergi sendiri tak apa kan?” tanya Jungkook.
“Iya,
tidak apa-apa” jawabnya, lalu tersenyum.
***
Pintu
ruangan terbuka, sontak membuat V yang ada di dalam ruangan menoleh ke arah
pintu. Terlihat, J-hope masuk, lalu disusul Jimin dan Jungkook. Mereka bertiga
langsung menghampiri V yang duduk di salah satu sudut ruangan.
“Ada
apa?” tanya Jimin.
Beberapa
detik kemudian, V pun menjelaskan semuanya, tentang yang dikatakan Manager
Yong, tawaran dari S-Tune Entertaiment, serta rencananya yang ingin mengajak
Jungkook, Jimin, dan J-hope untuk debut bersama.
“Bagaimana?
Ini tawaran bagus” kata V.
“Kau
serius?” tanya Jimin.
“Apa
aku terlihat sedang berbohong? Tentu saja aku serius dengan ucapanku itu” jawab
V, meyakinkan mereka.
Ketiga
anak itu terlihat berfikir sangat serius untuk beberapa saat. Sedangkan V, dia
sudah tidak sabar mendengar jawaban “Iya” dari mulut teman-temannya. Dia
benar-benar sudah memikirkan hal ini dengan matang. Jadi dia ingin rencananya
berjalan dengan sempurna seperti yang ia harapkan.
“Ayolah,
ini tawaran yang sangat bagus. Lagipula, kalian tidak akan mendapat tawaran
seperti ini lagi nantinya.” Kata V, kembali membujuk mereka.
Jungkook,
Jimin, dan J-hope saling bertatapan. Seakan mengerti kata hati satu sama lain,
ketiganya tersenyum, lalu menatap V dan mengangguk bersama. V ikut pun
tersenyum, mengerti dengan bahasa tubuh mereka.
“Nah,
begitu” ujar V dengan senang. “Kalau begitu, besok kita berkumpul di rumahku.
Nanti Manager Yong yang akan menjemput kita” katanya. Dan semua mengangguk.
Setelah
itu semua keluar dari dalam ruangan. Jimin dan J-hope, yang sedari tadi sudah
ditunggu oleh mobil jemputannya, segera masuk ke mobil masing masing. Sedangkan
Jungkook, sudah jelas dia selalu bersama V. Kedua anak itu memang sedari kecil
memiliki kesukaan yang sama, dan selalu bersama, sudah seperti saudara kandung
sendiri. Sampai suatu saat nanti mereka juga akan menyukai gadis yang sama.
Sambil
berjalan, V merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya. V berniat untuk
menelfon asisten pribadinya.
“Yobosaeyo”
ucap V.
“Yobosaeyo,
Hyung. Ada apa?” suara Yang Tae Jun di seberang telefon.
“Kau
datanglah ke sekolah dan bawa pulang mobilku” kata V.
“Maksudmu?” tanya Tae
Jun.
“Hari ini aku jalan kaki saja.
Jadi, kau yang bawa mobilku”
“Oh, iya baiklah” jawabnya
mengerti. “Lalu kuncinya?”
“Kutinggal di mobil” jawab V,
lalu setelah itu, sambungan mereka pun terputus. V kembali memasukkan ponselnya
ke saku celananya.
Entah kenapa, hari ini V ingin
sekali jalan kaki. Dia merasa sudah sangat lama tidak jalan-jalan dan menaiki
kendaraan umum.
“Hyung, kau tidak takut jika
dikerubungi fans dijalan?” tanya Jungkook.
“Tenang saja, aku bisa
mengatasinya. Kau tidak usah khawatir” jawab V dengan santai.
“Lalu mobilmu, Tae Jun yang
bawa?” tanya Jungkook lagi.
V mengangguk. “Memang kenapa?”
“Hyung, biar aku saja yang
membawa mobilmu” kata Jungkook.
“Tidak boleh” jawab V dengan
cepat.
“Kenapa, Hyung? Apa kau
khawatir mobilmu rusak karenaku? Apa kau tidak percaya padaku kalau aku bisa
menyetir?” tanya Jungkook.
“Begitulah...” ucapnya dengan
santai, yang sukses membuat Jungkook kesal. “Lebih baik kau jalan kaki saja
denganku. Lebih sehat” ujarnya.
“Tidak mau!” tolak Jungkook.
“Kakiku bisa sakit kalau terus berjalan. Apalagi jarak sekolah ke rumah sangat
jauh” kata Jungkook.
“Kau ini banyak alasan. Mana
ada yang seperti itu” kata V.
“Ah, ayolah, Hyung. Biarkan aku
yang membawa mobilmu” pinta Jungkook lagi.
V menghela napas. “Tapi hanya
kali ini. Saat bersamaku biar aku saja yang menyetir. Dan untuk kali ini kau
dalam pengawasan Tae Jun” kata V.
“Benarkah, Hyung?” tanya
Jungkook dengan wajah cerianya.
“Tapi ingat, jangan
sembarangan! Jangan main-main dengan mobilku” ancam V.
Jungkook mengangguk cepat.
Setelah itu, V berbalik dan pergi meninggalkan Jungkook, keluar sekolah. Dan
Jungkook, sudah pasti dia langsung melangkahkan kakinya menuju mobil V.
Baru saja V berjalan sekitar
lima ratus meter dari sekolah, langkahnya terhenti. Dia dikejutkan dengan
sesuatu. Melihat hal itu, dirinya tidak bisa tinggal diam. Dengan segera, dia
berlari kearahnya dan, BUUAAK!
***
“Ayah...” suasana rumah yang
sunyi, sesaat pecah kaerena suara berat Jin yang memanggil sang ayah. Namja
tampan ini keluar dari kamarnya dengan penampilannya yang sudah rapi dengan
seragam sekolahnya.
“Ayah!” kembali Jin memanggil
ayahnya.
“Ye, Jin-ya” Hyun Seok-yang
juga sudah rapi dengan seragam kantornya-keluar dari dalam kamarnya, dan
mendapati Jin yang sedang melangkah mendekatinya.
“Ayah, boleh kuambil laptopku?”
tanya Jin.
“Boleh. Ambil saja didalam.
Ayah berangkat lebih awal. Kau berangkat sendiri tak apa kan?” jawab Hyun Seok.
“Hm. Aku tak apa” kata Jin.
“Atau kuantar sekalian?”
tawarnya.
“Ah, tidak usah. Nanti Suga dan
Rapmon juga akan datang kesini” jawab Jin.
“Yasudah. Ayah berangkat” kata
Hyun Seok.
Setelah Hyun Seok keluar, Jin
segara memasuki kamar ayahnya dan berniat mengambil laptopnya. Awalnya dia
tidak menemukannya. Dia lupa tidak bertanya dimana ayahnya meletakkannya. Tapi
kemudian dia menemukannya di ruang kerja ayahnya.
“Ah, itu dia” gumamnya.
Saat dia akan melangkah keluar,
langkahnya terhenti setelah melihat sesuatu yang tergeletak di meja ayahnya.
Dia kembali mendekat dan meraih benda itu. Sebuah bingkai foto, yang terpajang
di meja, yang sebelumnya tidak pernah ia lihat. Sebuah foto keluarga yang tak
pernah ia lihat sebelumnya. Jin terheran
melihat foto itu. Ada seorang wanita yang menggendong bayi, ayahnya, dan...
Aku? Siapa dua orang itu? Kenapa aku dan ayah bisa berfoto dengan mereka?
Aku tidak pernah mengenal mereka sebelumnya. Mereka siapa?. Batin Jin bertanya-tanya tentang hal yang baru ia temukan itu.
“Apa... ini ibuku? Lalu, apa
ini adikku? Tapi kata ayah, aku tidak punya saudara” gumamnya, yang semakin
penasaran. Dia ingin mencari tahu semuanya, tapi dia yakin, kalau ayahnya pasti
tidk akan mau memberikan kejelasan apapun tentang ini.
Dengan perasaan penih selidik,
Jin berniat mencari tahu semuanya di dalam ruang kerja ayahnya. Siapa tahu, ada
sesuatu yang ia temukan dan dapat memberinya kejelasan. Dia membuak laci meja
ayahnya. Disana dia hanya menjumpai berkas-berkas ayahnya, yang sama sekali
tidak ada hubungannya dengan foto itu. Dia terus membolak balikkan berkas
apapun yang ia temukan, dan saat membuka sebuah map, ada sesuatu yang terjatuh
dari map itu. Jin mengambilnya. Dan betapa terkejutnya dia setelah melihat
kalau itu adalah foto V.
V..? untuk apa ayah menyimpan foto V? Aneh...
Tiiin! Suara klakson mobil
membuyarkan pikirannya.
“Ah, entahlah. Itu pasti Suga
dan Rapmon” kata Jin. Lalu setelah itu dia segera keluar dari dalam kamar
ayahnya dan bergegas menemui kedua temannya, dan berangkat ke sekolah.[TBC]
0 komentar:
Posting Komentar