Own mau ngasih List lagu-lagu BTS PRE-Debut maupun yg diluar Album
BTS karena banyal sekali Member yg minta List lagu lagu oppadeul ^^
Okey.. ini dia Listnya
- BTS - SHOW
- BTS - You're My
- BTS - Rollin
- BTS - Born Singer
- BTS - Last Chiristmas
- BTS - Hook가요
- BTS - I Need A Gilr
- BTS - We Are Bulletproof pt.1 ( B.P.B)
- BTS - A Typical Idol's Chiristmas
- BTS JungMinHope - My Graduation
- BTS Rapmon ft Jin - Trouble
- BTS - The Swagger
- BTS Rapmon ft Kookie - Waterfalls
- BTS Rapmon ft Kookie - Like A Star
- BTS - School of Tears
- BTS ft Glam &8eight - Bad Girl
- Suga - Swagger
- Suga - Diss
- Suga - Dream Money
- Suga - Mix Final
- Suga - All I Do Is Win
- Rapmon - Memories
- Rapmon - Thinking About U
- Rapmon - Where u At
- Rapmon - Too Much
- Rapmon - Favorite Girl
- Rapmon ft Zico - Fuck Cockroachez
- Rapmon - Something
- Rapmon - Reguler Girl
- BTS JungMinVHope - Beautiful
- BTS Jin, Suga, Rapmon - Adult Child
- BTS - We Are Bulletproof Pt.1
- BTS VHope - Hug Me (Cover)
- BTS Jin - I Love You
- BTS Jin - Mom
- BTS Jungkook - Lost Stars (Cover)
- BTS Jungkook - Let's Be Happy (Cover)
- BTS Jungkook - Sofa (Cover)
- BTS Jungkook - Purpose (Cover)
- BTS Jungkook - Nothing Like Us (Cover)
- BTS Jungkook - Paper Heart (Cover)
- BTS Jungkook - If You (Cover)
- BTS Jikook - Chrismast Day
- BTS VMin - 95 Graduation
- BTS Rap Monster ft. Jungkook - I Know
Nah.. itu List yg own tau , apa disini ada yg tahu selain itu ?? Silahkan tambahkan .. sekalian kita sharing bareng
Daftar Lagu BTS (Tidak termasuk Album)
06.16 |
Label:
Bangtan Sonyeondan (BTS)
Read User's Comments3
FF || GGS (Gara-Gara Suga) || Comedy
Judul : GGS [Gara-gara Suga]
Author : Jeon Jr
Genre : Comedy, AU
Leght : Ficlet
Rating : General
Cast : Suga BTS & Sehun EXO.
Cerita
ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan ide, kejadian, tempat dan waktu
hanyalah kebetulan semata. Tanpa ada sesuatu yang direncanakan.
Don’t be
silent reader.
Cerita
ini diambil dari sebuah cerita di masa lalu.
Cr:
Otak-Sendiri.com
Bahasa
yang digunakan di cerita ini hanyalah sebagai pencerminan belaka. Bukan yang
sebenarnya.
Sumarry :
“Udah! Saya udah bayar tadi kok..”
Cerita
ini berawal dari anak sekolahan bernama Suga, yang duduk di bangku kelas dua
SMA. Di kesehariannya, Suga selalu berangkat sekolah naik bus bersama
teman-temannya. Hari itu, si Suga berangkat bersama dengan teman sebangkunya,
Sehun. Suga dan Sehun sebenarnya adalah bertetangga, jadi kalo berangkat
sekolah memang selalu bersama. Suga adalah anak pemilik sebuah warung makan dan
Sehun adalah tetangganya yang terkenal paling kaya sedusun. Tapi yang kaya
bukan Sehun, melainkan bapaknya, namanya Suho.
*saat di
dalam bus, Suga dan Sehun duduk berdampingan*
“Thuga,
Lu udah beli buku biologi belum?” tanya Sehun dengan logatnya, yang gak bisa ngomong “S”.
“Belum.
Gue gak punya duit” jawab Suga.
“Loh.
Kenapa gak minta thama papa Lu?”
tanya Sehun lagi
“Emangnya
kenapa?”
“Nggak apa-apa. Tapi nanti pak guru marah
kalo belum punya bukunya” kata Sehun.
“Gue bisa
pinjem ntar. Lah, Lu udah beli belum?” tanya Suga balik.
“Ya udah
lah.. papa Thehun kan orang kaya. Papa Thuho itu thayang banget thama Thehun.
Apapun yang Thehun minta pathi langthung dikathih, dia kan orang yang baik dan
kaya raya. Kalo Cuma beli buku thih mathalah gampang..” jawab Sehun panjang
lebar, yang sukses membuat Suga melongo karena gak tau si Sehun ngomong apaan.
“Iye
lah.. terserah Lu. Emang gue ngerti lu ngomong apaan” jawab Suga yang berusaha
mengerti maksud si Sehun.
Di
perjalanan, tiba-tiba Suga merasa aneh dengan dirinya sendiri. Dan ternyata
nasibnya sedang buruk. Suga mendadak sakit perut di saat yang gak tepat, padahal jarak ke sekolah
masih cukup jauh. Terpaksa dia harus menahan rasa sakit perutnya itu.
Suga
membatin. Kampret! Ini gara-gara semalem
gue makan sambel kebanyakan nih.. gara-gara si Jungkook yang ngajakin gue taruhan
makan sambel. Sialan tuh anak. Sekarang perut gue jadi korbannya. Mules
gila..!!” jeritnya dalam hati, sambil memegangi perutnya.
Tiba
saatnya sang kondektur berkeliling narikin
uang dari para penumpang (anggep aja kayak bus di Indonesia, yang penumpangnya didatangi
kondektur setiap saat, dan meminta uang untuk membayar ongkos bus).
“Permisi
mas..” sapa sang kondektur. Tanpa berkata lagi, Suga dan Sehun memberikan
sejumlah uang padanya, lalu kondektur itu pun segera beranjak dari hadapan Suga
dan Sehun setelah mendapatkan ongkos bayar.
Sekilas,
Sehun melihat wajah Suga begitu pucat. Dia jadi merasa khawatir pada Suga.
Apakah dia sakit? Itulah pertanyaan dalam benaknya. Di sisi lain, kini Suga
dengan susah payah tengah menahan rasa sakitnya yang sudah tak tertahankan.
“Thuga,
lu kenapa? Kok muka Lu pucat banget?” tanya Sehun, tapi Suga diam saja. Sampai
di pertanyaan kedua, barulah Suga menjawabnya.
“Gak apa-apa, gua cuma kelaperan. Tadi
pagi gue belum sarapan” jawabnya.
“Ya
ampun.. kathian banget lu.. matha lu thampe gak dikathih makan thama papa lu?
Tega banget ya, papa Jin. Makanya, hidup tuh kayak papa Thehun. Papa Thuho
orang kaya. Thehun makan tiga kali thehari..”
Suga
memotong kalimat Sehun dalam hati. Gue
makan enam kali sehari!
Sehun melanjutkan, “...lauknya
pake themur ayam, rendang daging thapi, telor mata thapi, ikan tuna, minum
thuthu tiap hari thetiap tharapan dan thebelum tidur. Papa Thuho gak pernah lupa kathih makan Shehun
dengan teratur” kata Sehun panjang lebar lagi, kalau sudah menyangkut masalah
materi orang tua. Padahal yang kaya orang tuanya.
Suga
kembali membatin. Gue minum bajigur lebih
sehat dan bikin gue kuat.
Mendengarkan celotehan Sehun membuat Suga semakin
gak tahan.
Dan
akhirnya...
Dengan
segenap perasaan yang mendalam, dan kepasrahan akan kehendak Yang Maha Kuasa.
Suga melepaskan sedikit bebannya. Hembusan angin keluar dari dalam tubuh bagian
bawah Suga, tanpa suara.
Untung gak bunyi. Batin Suga
dengan lega. Kini bebannya sedikit berkurang setelah menghembuskan angin
siksaan tersebut.
Tapi
penderitaan belum selesai sampai disini. Selesai bagi Suga, tapi gempar untuk
seluruh penumpang bus. Apalagi Sehun yang duduk di samping Suga.
“Muke
gile! Siapa nih yang kentut! Bau macem bangke ayam!” seru seseorang yang berada
di belakang Suga. Suga segera menoleh ke belakang, dan bersikap seolah tak
terjadi apa-apa dengannya.
“Ada apa
pak?” tanya Suga.
“Lu
kentut ya?!” tanya orang itu pada Suga.
“Eh,
enggak kok pak! Saya gak kentut, sumpah!” jawab Suga, berbohong.
Bau
kentut pun menjalar ke seluruh penjuru bus, membuat seisi bus itu semakin
gempar termasuk juga sang sopir yang sebenarnya merasa sangat marah karena bau
itu mengganggu konsentrasi menyetirnya.
Tiba
saatnya berhenti di halte sekitar sekolah Suga. Dirinya dan Sehun seperti biasa
turun di tempat itu. Tapi bukan hanya mereka berdua yang turun. Bukan juga
hanya tiga-empat orang, melainkan seluruh penumpang bus. Mereka merasa tidak
tahan dengan bau itu yang sama sekali belum menghilang.
Sang
sopir yang mengetahuinya merasa sangat kesal. Ia pun mendapat sebuah ide untuk
membalas dendam kepada si orang yang kentut tadi. Berharap agar orang tersebut
mengaku tanpa tuduhan secara langsung.
“YANG
KENTUT TADI BELUM BAYAR!!” teriaknya.
Suga yang
merasa sudah membayar, langsung mengangkat tangannya dan bersuara.
“Udah!
Saya udah bayar tadi kok..” serunya, membuat sang sopir merasa puas.
“Itu dia
yang tadi kentut! Serang!!” seru sang sopir.
Dan
sekarang, tamatlah si Suga. Sehun yang kebingungan melihat temannya dikeroyok
malah berlari terbirit-birit karena ketakutan.
FIN.
# Oke plis... ini tambah gaje banget sumpah.. author lagi gila. :D
Dan terimakasih lagi, untuk yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca coretan gaje saya. Maafkan jika anda merasa tersindir. :v *just kidding
FF || Ficlet [ I NEED U ]
I NEED U
Summary :
“Disana sangat indah, Hyung. Aku
pernah melihatnya..”
“Karena kami tahu, suatu saat kau
akan menyusul kami”
*****
Taehyung terbaring lelah
di sofa. Entah kenapa, rasanya dia mendengarkan langkah sahabatnya datang
kemari. Semakin dekat dan semakin dekat. Tapi tiba-tiba suara langkah kaki itu
menghilang. Perlahan matanya pun mulai terpejam, merasakan suatu kehangatan
yang terasa aneh ditubuhnya.
“Ya!” seru Namjoon, yang
melihat Taehyung—terbaring di sofa—di tempat yang biasa mereka gunakan untuk
berkumpul bersama.
“Eoh?” Taehyung menatap
kebingungan ke arah Namjoon. Dan tiba-tiba teman yang lain muncul di
belakangnya.
“Tatapanmu itu kenapa?
Kau terlihat bingung sekali” tanya Namjoon lagi, lalu mengacak rambut Taehyung
gemas.
“Kalian... K-kenapa
kalian ada disini?” tanya Taehyung.
“Ya! Apa maksudmu? Dasar
Tae idiot!” sembur Jimin, lalu menjitak kepala Taehyung.
“Hyung, apa kau sedang
bermimpi? Apa mimpimu itu belum selesai sampai kau mengigau?” tanya Jungkook.
Lalu tertawa bersama yang lain selain Taehyung.
“Kajja!” J-hope menarik tangan Taehyung dan menariknya keluar dari
tempat dimana ia berbaring.
Diluar yang sangat
hangat, mereka seperti biasa selalu bermain. Bermain dan bermain. Selalu mereka
lakukan setiap bertemu seperti ini. Hanya ini yang bisa mereka lakukan untuk
menghilangkan sejenak masalah mereka didunia ini. Berkumpul dan bercanda bersama.
Ketujuh anak itu, tanpa sedetikpun terlihat muram saat bersama.
Mereka sangat
menikmatinya. Hanya disaat seperti inilah mereka terlihat sangat bahagia.
Terlalu bahagia sampai dari dulu tidak ada yang pernah menceritakan kisah sedih
yang sebenarnya sedang mereka alami setiap hari. Setiap menjalani hidup ini
sendiri. Semuanya sadar, saat bahagia seperti ini bukanlah suasana yang tepat
untuk menceritakan masalah keseharian mereka. Apalagi kalau itu masalah yang
menyedihkan.
Ditengah tawa riang
mereka berenam, mata Jungkook beralih menatap sesuatu dikejauhan sana. Matanya
menangkap tubuh seseorang yang sangat ia kenal.
“Eoh? Jin Hyung!” seru
Jungkook sambil menunjuk ke arahnya.
Semuanya menoleh ke arah
yang ditunjukkan Jungkook. Seorang lelaki tampan berdiri tegak dengan memegang
sebuah handycam di tangan kanannya.
Tubuhnya yang jangkung dan tatapan yang teduh itu tentu sangat dikenali
Jungkook dan yang lain.
“Apa yang kau lakukan,
Hyung?” tanya Suga, seraya menyipitkan matanya yang memang sudah sipit menjadi
semakin sipit, karena sinar matahari sore ini yang terlalu silau.
“Teruskanlah, aku hanya
ingin merekam apa yang kalian lakukan” kata Jin, dengan perkataan khas-nya yang
lembut dan terlihat sangat perhatian.
“Lebih bagus kalau kita
bermain bersama” J-hope tiba-tiba langsung menghampiri Jin dan menarik
tangannya.
Semuanya dimulai
kembali. Hati mereka tidak ingin mengakhirinya, tapi ini sudah berakhir. Hari
semakin gelap dan seharusnya mereka pulang.
“Tae-ya! Apa yang kau
lakukan?” tanya Suga, yang melihat Taehyung sudah berdiri tegak diujung beton
yang posisinya lebih tinggi.
“Jin Hyung, aku tidak
tahu harus bagaimana lagi menjalani ini semua” kata Taehyung. Entah kenapa dia
hari ini terlihat murung jika bicara dengan Jin.
Jin hanya diam saja. Dia
terus merekam apa yang dilakukan Taehyung dengan handycam kesayangannya itu. Dia terus mendongak ke atas menatap
Taehyung tanpa ada niat membalas perkataannya.
“Kalau kau bingung,
lompat saja!” seru Jimin, yang terlihat antusias dan menunjukkan wajah
riangnya.
“Iya! Lompat saja!”
teriak yang lain, berulang-ulang.
Taehyung tersenyum masam
ke arah teman-temannya. “Akan kulakukan nanti” katanya dengan tatapan nanar.
***
Malam ini tidak ada yang
ingin pulang ke rumah. Mereka putuskan untuk berkumpul. Malam ini harus jadi
malam kebersamaan mereka untuk yang pertama kalinya. Mereka ingin bersama
sampai fajar nanti. Bahkan sampai mereka tidak ada di dunia ini lagi. Tapi itu
tidak mungkin terjadi.
“Lihat ini..” Jin kali
ini angkat bicara.
Dia menunjukkan foto
pada temannya. Foto itu lebih mirip seperti hamparan lautan yang begitu sunyi
dengan nuansa yang jika diperhatikan lebih dalam akan terlihat menyedihkan.
Kosong dan sangat sepi. Hamparan pasir laut dipadu deburan ombak di foto itu
membuat pemandangannya semakin terlihaat ironis.
“Aku ingin ke tempat
ini” katanya.
“Tempat yang bagus..”
kata Jimin.
“Aku akan berenang di
tempat itu” kata Taehyung.
“Ya! Apa kau ingin mati,
berenang di laut?” tanya Namjoon.
Taehyung diam, dia
memandang lekat mata Jin, yang terlihat pasrah kali ini. Apakah ini nyata?
Disisi lain, Suga kini
sedang memainkan korek api di tangannya. Jungkook yang sedang terbaring—dengan
posisi kepalanya yang tergeletak—di paha Suga, meniup api yang muncul dari
korek itu.
Sedangkan J-hope, yang
menjadi sandaran Jimin merasakan sesuatu. Dia membenarkan posisi tidur Jimin,
dan memakaikannya selimut. J-hope tahu, Jimin sangat tidak tahan dengan dingin.
***
Mobil box hitam mulus milik Jin berhenti di
sebuah SPBU. Tempat dimana Namjoon bekerja sehari-hari. Namjoon turun dari
mobil dan menuju ke sebuah kaca di sekitar SPBU. Dia meniup kaca itu hingga
memburam, lalu menuliskan sebuah kata-kata di atasnya.
Semuanya akan sadar
setelah ini. Inilah akhirnya
Saranghaeyo..
Beberapa
saat kemudian dia menghampiri Jin dari luar pintu mobil. Tepat di tempat
pengemudi. Namjoon memberikan isyarat untuk memberikannya kamera untuk memotret
Jin. Dia ingin sekali memotret Jin.
“Bersiap,
Hyung” Namjoon memberikan aba-aba.
Tiba-tiba
Suga memajukan tubuhnya sehingga ia ikut berfoto. Jin sersenyum heran pada
Suga.
“Ya!
Sejak kapan kau narsis?” tanya Jin, lalu tertawa.
Mereka
melanjutkan perjalanan. Tempat tujuan kali ini adalah pantai.
***
“Waah!
Senangnya berada di tempat ini!” teriak Jimin, yang langsung melompat dari box, lalu berlari sekencang-kencangnya
menuju ke pantai dan segera menyentuh air laut.
“Yaaa!”
teriak Jungkook yang merasa begitu bahagia.
Jin
kembali merekam semuanya. Mereka kini berfoto bersama, bernyanyi bersama,
bermain air bersama. Mereka sangat bebas hari ini.
“Tae-ya”
panggil Jimin.
Taehyung
menoleh.
“Tenanglah,
setelah ini akan kupastikan kita akan terus bersama selamanya” kata Jimin, yang
seolah mempunyai maksud tersembunyi di dalam perkataan itu.
Bukan
maksud yang bahagia, namun maksud yang lain. Apa yang sebenarnya terjadi dengan
Jimin? Apa maksudnya? Itulah yang dipikirkan Taehyung. Dia hanya tersenyum.
“Iya,
aku tahu” jawab Taehyung.
Hari
ini mereka sangat lelah. Jungkook duduk sendiri di pinggiran dermaga. Matanya
menatap air yang ada dibawahnya dengan kegelisahan.
‘Hyung, aku mengkhawatirkanmu. Aku kalian semua’
Jungkook
bicara sendiri sambil menatap air laut yang semakin lama membuat Jungkook mual.
Dia mengalihkan pandangannya ke para Hyung-nya yang sedang berjalan mendekati
dirinya.
Mereka
semua mengikuti Jungkook duduk di pinggiran dermaga dan menatap lurus ke depan.
Menatapnya seakan ingin tahu ujung dari lautan ini ada di tempat yang seperti
apa. Jika tempat itu bagus, maka mereka akan pergi ke sana sekarang juga.
“Jika
tempat yang ada di ujung laut sana indah, aku ingin pergi kesana” kata Jin.
“Disana
sangat indah, Hyung. Aku sudah melihatnya” kata J-hope. Wajah riangnya membuat
siapapun yang meliriknya akan tersenyum.
“Jinjja?” tanya Jin.
“Iya,
aku juga pernah melihatnya bersama Jungkook dan Suga Hyung” sahut Namjoon.
“Kenapa
kalian tidak mengajakku?” tanya Jin.
“Karena
kami tahu, suatu saat kau akan menyusul kami” jawab Jimin.
Mendengar
perkataan Jimin, V tiba-tiba langsung meneteskan air matanya. Tapi tidak ada
yang melihatnya. V juga tidak ingin memperlihatkannya ke sahabatnya itu.
“V
Hyung, kau mau kemana?” tanya Jungkook. Yang melihat V berdiri dan berjalan
menjauhi mereka.
V diam
saja. Dia berjalan menuju ke sebuah menara besi yang setinggi rumah bertingkat
itu. Dia memanjatnya, dan sampailah dia atas menara itu.
Jin
hanya diam terheran, dan terus saja merekam dengan handycam-nya. Ketika sudah diatas, dia menatap keenam sahabat
tercintanya. Dia tersenyum ketika sahabatnya terus mengibas-ngibaskan tangan,
menyuruh Taehyung untuk lompat ke laut.
“Lompatlah!
Aku ingin melihatmu basah kuyup!” seru Namjoon.
“Melompatlah
Taehyungie!” teriak Jimin, Suga, dan J-hope bersamaan.
“Hyung,
aku mendoakanmu!” sambung Jungkook. Sedangkan Jin, dia masih saja merekam. Dia
ingin melihat apa yang akan dilakukan Taehyung setelah ini.
Dan
benar saja. Setelah menarik nafas panjang, Taehyung mundur untuk beberapa
langkah. Lalu memejamkan matanya, berlari, melompat, dan... bye.
***
Jin
melamun didalam mobilnya sendirian, sambil mengetuk-ngetukkan setir mobilnya.
Sesaat kemudian, dia mengambil foto malam itu. Saat Namjoon memotretnya bersama
Suga. Awalnya dia tersenyum, tapi setelah melihat foto itu, seketika dia
menekuk wajahnya. Air matanya menetes, dan dirinya barulah sadar akan semuanya.
“Taehyung-ah..
kenapa kau lakukan ini padaku?”
Jin
sadar, sahabatnya telah tiada. Bayangannya saat bersama sahabatnya hanyalah
khayalannya bersama Taehyung, yang kini juga sudah menyusul yang lain. Jin
merasa bodoh karena membiarkan Taehyung melompat begitu saja. Dan sekarang,
hanya tinggal dirinya sendiri.
“Karena kami tahu, suatu saat kau akan menyusul kami”
Kata-kata
Jimin, menyadarkannya. Sekarang dia tahu apa yang harus dia lakukan.
“Aku
menyayangi kalian. Aku berjanji akan menemui kalian di sana secepatnya. Aku
berjanji”
[END]
# Oke lah.. ini gaje. Jadi maaf kalo kurang bagus..
Tapi ini cerita kalian pasti mikir "Ini kek di MV BTS Hwa Yang Yeon Hwa : On Stage prologue". Tapi emang bener..
Dan sekian.. Terimakasih untuk yang sudah membaca cerita gaje ini.
Langganan:
Postingan (Atom)