RSS

Daftar Lagu BTS (Tidak termasuk Album)

Own mau ngasih List lagu-lagu BTS PRE-Debut maupun yg diluar Album BTS karena banyal sekali Member yg minta List lagu lagu oppadeul ^^
Okey.. ini dia Listnya

- BTS - SHOW
- BTS - You're My
- BTS - Rollin
- BTS - Born Singer
- BTS - Last Chiristmas
- BTS - Hook가요
- BTS - I Need A Gilr
- BTS - We Are Bulletproof pt.1 ( B.P.B)
- BTS - A Typical Idol's Chiristmas
- BTS JungMinHope - My Graduation
- BTS Rapmon ft Jin - Trouble
- BTS - The Swagger
- BTS Rapmon ft Kookie - Waterfalls
- BTS Rapmon ft Kookie - Like A Star
- BTS - School of Tears
- BTS ft Glam &8eight - Bad Girl
- Suga - Swagger
- Suga - Diss
- Suga - Dream Money
- Suga - Mix Final
- Suga - All I Do Is Win
- Rapmon - Memories
- Rapmon - Thinking About U
- Rapmon - Where u At
- Rapmon - Too Much
- Rapmon - Favorite Girl
- Rapmon ft Zico - Fuck Cockroachez
- Rapmon - Something
- Rapmon - Reguler Girl
- BTS JungMinVHope - Beautiful
- BTS Jin, Suga, Rapmon - Adult Child
- BTS - We Are Bulletproof Pt.1
- BTS VHope - Hug Me (Cover)
- BTS Jin - I Love You
- BTS Jin - Mom
- BTS Jungkook - Lost Stars (Cover)
- BTS Jungkook - Let's Be Happy (Cover)
- BTS Jungkook - Sofa (Cover)
- BTS Jungkook - Purpose (Cover)
- BTS Jungkook - Nothing Like Us (Cover)
- BTS Jungkook - Paper Heart (Cover)
- BTS Jungkook - If You (Cover)
- BTS Jikook - Chrismast Day
- BTS VMin - 95 Graduation
- BTS Rap Monster ft. Jungkook - I Know

Nah.. itu List yg own tau , apa disini ada yg tahu selain itu ?? Silahkan tambahkan .. sekalian kita sharing bareng

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

FF || GGS (Gara-Gara Suga) || Comedy



Judul : GGS [Gara-gara Suga]
Author : Jeon Jr
Genre : Comedy, AU
Leght : Ficlet
Rating : General
Cast : Suga BTS & Sehun EXO.

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan ide, kejadian, tempat dan waktu hanyalah kebetulan semata. Tanpa ada sesuatu yang direncanakan.
Don’t be silent reader.
Cerita ini diambil dari sebuah cerita di masa lalu.
Cr: Otak-Sendiri.com
Bahasa yang digunakan di cerita ini hanyalah sebagai pencerminan belaka. Bukan yang sebenarnya.
Sumarry :
“Udah! Saya udah bayar tadi kok..”



Cerita ini berawal dari anak sekolahan bernama Suga, yang duduk di bangku kelas dua SMA. Di kesehariannya, Suga selalu berangkat sekolah naik bus bersama teman-temannya. Hari itu, si Suga berangkat bersama dengan teman sebangkunya, Sehun. Suga dan Sehun sebenarnya adalah bertetangga, jadi kalo berangkat sekolah memang selalu bersama. Suga adalah anak pemilik sebuah warung makan dan Sehun adalah tetangganya yang terkenal paling kaya sedusun. Tapi yang kaya bukan Sehun, melainkan bapaknya, namanya Suho.

*saat di dalam bus, Suga dan Sehun duduk berdampingan*

“Thuga, Lu udah beli buku biologi belum?” tanya Sehun dengan logatnya, yang gak bisa ngomong “S”.

“Belum. Gue gak punya duit” jawab Suga.

“Loh. Kenapa gak minta thama papa Lu?” tanya Sehun lagi

“Emangnya kenapa?”

Nggak apa-apa. Tapi nanti pak guru marah kalo belum punya bukunya” kata Sehun.

“Gue bisa pinjem ntar. Lah, Lu udah beli belum?” tanya Suga balik.

“Ya udah lah.. papa Thehun kan orang kaya. Papa Thuho itu thayang banget thama Thehun. Apapun yang Thehun minta pathi langthung dikathih, dia kan orang yang baik dan kaya raya. Kalo Cuma beli buku thih mathalah gampang..” jawab Sehun panjang lebar, yang sukses membuat Suga melongo karena gak tau si Sehun ngomong apaan.

“Iye lah.. terserah Lu. Emang gue ngerti lu ngomong apaan” jawab Suga yang berusaha mengerti maksud si Sehun.

Di perjalanan, tiba-tiba Suga merasa aneh dengan dirinya sendiri. Dan ternyata nasibnya sedang buruk. Suga mendadak sakit perut di saat yang gak tepat, padahal jarak ke sekolah masih cukup jauh. Terpaksa dia harus menahan rasa sakit perutnya itu.

Suga membatin. Kampret! Ini gara-gara semalem gue makan sambel kebanyakan nih.. gara-gara si Jungkook yang ngajakin gue taruhan makan sambel. Sialan tuh anak. Sekarang perut gue jadi korbannya. Mules gila..!!” jeritnya dalam hati, sambil memegangi perutnya.

Tiba saatnya sang kondektur berkeliling narikin uang dari para penumpang (anggep aja kayak bus di Indonesia, yang penumpangnya didatangi kondektur setiap saat, dan meminta uang untuk membayar ongkos bus).

“Permisi mas..” sapa sang kondektur. Tanpa berkata lagi, Suga dan Sehun memberikan sejumlah uang padanya, lalu kondektur itu pun segera beranjak dari hadapan Suga dan Sehun setelah mendapatkan ongkos bayar.

Sekilas, Sehun melihat wajah Suga begitu pucat. Dia jadi merasa khawatir pada Suga. Apakah dia sakit? Itulah pertanyaan dalam benaknya. Di sisi lain, kini Suga dengan susah payah tengah menahan rasa sakitnya yang sudah tak tertahankan.

“Thuga, lu kenapa? Kok muka Lu pucat banget?” tanya Sehun, tapi Suga diam saja. Sampai di pertanyaan kedua, barulah Suga menjawabnya.

Gak apa-apa, gua cuma kelaperan. Tadi pagi gue belum sarapan” jawabnya.

“Ya ampun.. kathian banget lu.. matha lu thampe gak dikathih makan thama papa lu? Tega banget ya, papa Jin. Makanya, hidup tuh kayak papa Thehun. Papa Thuho orang kaya. Thehun makan tiga kali thehari..”

Suga memotong kalimat Sehun dalam hati. Gue makan enam kali sehari!

Sehun melanjutkan, “...lauknya pake themur ayam, rendang daging thapi, telor mata thapi, ikan tuna, minum thuthu tiap hari thetiap tharapan dan thebelum tidur. Papa Thuho gak pernah lupa kathih makan Shehun dengan teratur” kata Sehun panjang lebar lagi, kalau sudah menyangkut masalah materi orang tua. Padahal yang kaya orang tuanya.

Suga kembali membatin. Gue minum bajigur lebih sehat dan bikin gue kuat. 

Mendengarkan celotehan Sehun membuat Suga semakin gak tahan.
Dan akhirnya...

Dengan segenap perasaan yang mendalam, dan kepasrahan akan kehendak Yang Maha Kuasa. Suga melepaskan sedikit bebannya. Hembusan angin keluar dari dalam tubuh bagian bawah Suga, tanpa suara.

Untung gak bunyi. Batin Suga dengan lega. Kini bebannya sedikit berkurang setelah menghembuskan angin siksaan tersebut.

Tapi penderitaan belum selesai sampai disini. Selesai bagi Suga, tapi gempar untuk seluruh penumpang bus. Apalagi Sehun yang duduk di samping Suga.

“Muke gile! Siapa nih yang kentut! Bau macem bangke ayam!” seru seseorang yang berada di belakang Suga. Suga segera menoleh ke belakang, dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa dengannya.

“Ada apa pak?” tanya Suga.

“Lu kentut ya?!” tanya orang itu pada Suga.

“Eh, enggak kok pak! Saya gak kentut, sumpah!” jawab Suga, berbohong.

Bau kentut pun menjalar ke seluruh penjuru bus, membuat seisi bus itu semakin gempar termasuk juga sang sopir yang sebenarnya merasa sangat marah karena bau itu mengganggu konsentrasi menyetirnya.

Tiba saatnya berhenti di halte sekitar sekolah Suga. Dirinya dan Sehun seperti biasa turun di tempat itu. Tapi bukan hanya mereka berdua yang turun. Bukan juga hanya tiga-empat orang, melainkan seluruh penumpang bus. Mereka merasa tidak tahan dengan bau itu yang sama sekali belum menghilang.

Sang sopir yang mengetahuinya merasa sangat kesal. Ia pun mendapat sebuah ide untuk membalas dendam kepada si orang yang kentut tadi. Berharap agar orang tersebut mengaku tanpa tuduhan secara langsung.

“YANG KENTUT TADI BELUM BAYAR!!” teriaknya.

Suga yang merasa sudah membayar, langsung mengangkat tangannya dan bersuara.

“Udah! Saya udah bayar tadi kok..” serunya, membuat sang sopir merasa puas.

“Itu dia yang tadi kentut! Serang!!” seru sang sopir.

Dan sekarang, tamatlah si Suga. Sehun yang kebingungan melihat temannya dikeroyok malah berlari terbirit-birit karena ketakutan.


FIN.

# Oke plis... ini tambah gaje banget sumpah.. author lagi gila. :D 
Dan terimakasih lagi, untuk yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca coretan gaje saya. Maafkan jika anda merasa tersindir. :v *just kidding
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

FF || Ficlet [ I NEED U ]



I NEED U
Summary :
“Disana sangat indah, Hyung. Aku pernah melihatnya..”
“Karena kami tahu, suatu saat kau akan menyusul kami”

*****

Taehyung terbaring lelah di sofa. Entah kenapa, rasanya dia mendengarkan langkah sahabatnya datang kemari. Semakin dekat dan semakin dekat. Tapi tiba-tiba suara langkah kaki itu menghilang. Perlahan matanya pun mulai terpejam, merasakan suatu kehangatan yang terasa aneh ditubuhnya.

“Ya!” seru Namjoon, yang melihat Taehyung—terbaring di sofa—di tempat yang biasa mereka gunakan untuk berkumpul bersama.

“Eoh?” Taehyung menatap kebingungan ke arah Namjoon. Dan tiba-tiba teman yang lain muncul di belakangnya.

“Tatapanmu itu kenapa? Kau terlihat bingung sekali” tanya Namjoon lagi, lalu mengacak rambut Taehyung gemas.

“Kalian... K-kenapa kalian ada disini?” tanya Taehyung.

“Ya! Apa maksudmu? Dasar Tae idiot!” sembur Jimin, lalu menjitak kepala Taehyung.

“Hyung, apa kau sedang bermimpi? Apa mimpimu itu belum selesai sampai kau mengigau?” tanya Jungkook. Lalu tertawa bersama yang lain selain Taehyung.

Kajja!” J-hope menarik tangan Taehyung dan menariknya keluar dari tempat dimana ia berbaring.

Diluar yang sangat hangat, mereka seperti biasa selalu bermain. Bermain dan bermain. Selalu mereka lakukan setiap bertemu seperti ini. Hanya ini yang bisa mereka lakukan untuk menghilangkan sejenak masalah mereka didunia ini. Berkumpul dan bercanda bersama. Ketujuh anak itu, tanpa sedetikpun terlihat muram saat bersama.

Mereka sangat menikmatinya. Hanya disaat seperti inilah mereka terlihat sangat bahagia. Terlalu bahagia sampai dari dulu tidak ada yang pernah menceritakan kisah sedih yang sebenarnya sedang mereka alami setiap hari. Setiap menjalani hidup ini sendiri. Semuanya sadar, saat bahagia seperti ini bukanlah suasana yang tepat untuk menceritakan masalah keseharian mereka. Apalagi kalau itu masalah yang menyedihkan.

Ditengah tawa riang mereka berenam, mata Jungkook beralih menatap sesuatu dikejauhan sana. Matanya menangkap tubuh seseorang yang sangat ia kenal.

“Eoh? Jin Hyung!” seru Jungkook sambil menunjuk ke arahnya.

Semuanya menoleh ke arah yang ditunjukkan Jungkook. Seorang lelaki tampan berdiri tegak dengan memegang sebuah handycam di tangan kanannya. Tubuhnya yang jangkung dan tatapan yang teduh itu tentu sangat dikenali Jungkook dan yang lain.

“Apa yang kau lakukan, Hyung?” tanya Suga, seraya menyipitkan matanya yang memang sudah sipit menjadi semakin sipit, karena sinar matahari sore ini yang terlalu silau.

“Teruskanlah, aku hanya ingin merekam apa yang kalian lakukan” kata Jin, dengan perkataan khas-nya yang lembut dan terlihat sangat perhatian.

“Lebih bagus kalau kita bermain bersama” J-hope tiba-tiba langsung menghampiri Jin dan menarik tangannya.

Semuanya dimulai kembali. Hati mereka tidak ingin mengakhirinya, tapi ini sudah berakhir. Hari semakin gelap dan seharusnya mereka pulang.

“Tae-ya! Apa yang kau lakukan?” tanya Suga, yang melihat Taehyung sudah berdiri tegak diujung beton yang posisinya lebih tinggi.

“Jin Hyung, aku tidak tahu harus bagaimana lagi menjalani ini semua” kata Taehyung. Entah kenapa dia hari ini terlihat murung jika bicara dengan Jin.

Jin hanya diam saja. Dia terus merekam apa yang dilakukan Taehyung dengan handycam kesayangannya itu. Dia terus mendongak ke atas menatap Taehyung tanpa ada niat membalas perkataannya.

“Kalau kau bingung, lompat saja!” seru Jimin, yang terlihat antusias dan menunjukkan wajah riangnya.

“Iya! Lompat saja!” teriak yang lain, berulang-ulang.

Taehyung tersenyum masam ke arah teman-temannya. “Akan kulakukan nanti” katanya dengan tatapan nanar.

***

Malam ini tidak ada yang ingin pulang ke rumah. Mereka putuskan untuk berkumpul. Malam ini harus jadi malam kebersamaan mereka untuk yang pertama kalinya. Mereka ingin bersama sampai fajar nanti. Bahkan sampai mereka tidak ada di dunia ini lagi. Tapi itu tidak mungkin terjadi.

“Lihat ini..” Jin kali ini angkat bicara.

Dia menunjukkan foto pada temannya. Foto itu lebih mirip seperti hamparan lautan yang begitu sunyi dengan nuansa yang jika diperhatikan lebih dalam akan terlihat menyedihkan. Kosong dan sangat sepi. Hamparan pasir laut dipadu deburan ombak di foto itu membuat pemandangannya semakin terlihaat ironis.

“Aku ingin ke tempat ini” katanya.

“Tempat yang bagus..” kata Jimin.

“Aku akan berenang di tempat itu” kata Taehyung.

“Ya! Apa kau ingin mati, berenang di laut?” tanya Namjoon.

Taehyung diam, dia memandang lekat mata Jin, yang terlihat pasrah kali ini. Apakah ini nyata?

Disisi lain, Suga kini sedang memainkan korek api di tangannya. Jungkook yang sedang terbaring—dengan posisi kepalanya yang tergeletak—di paha Suga, meniup api yang muncul dari korek itu.

Sedangkan J-hope, yang menjadi sandaran Jimin merasakan sesuatu. Dia membenarkan posisi tidur Jimin, dan memakaikannya selimut. J-hope tahu, Jimin sangat tidak tahan dengan dingin.

***

Mobil box hitam mulus milik Jin berhenti di sebuah SPBU. Tempat dimana Namjoon bekerja sehari-hari. Namjoon turun dari mobil dan menuju ke sebuah kaca di sekitar SPBU. Dia meniup kaca itu hingga memburam, lalu menuliskan sebuah kata-kata di atasnya.

Semuanya akan sadar setelah ini. Inilah akhirnya
Saranghaeyo..
Beberapa saat kemudian dia menghampiri Jin dari luar pintu mobil. Tepat di tempat pengemudi. Namjoon memberikan isyarat untuk memberikannya kamera untuk memotret Jin. Dia ingin sekali memotret Jin.
 “Bersiap, Hyung” Namjoon memberikan aba-aba.
Tiba-tiba Suga memajukan tubuhnya sehingga ia ikut berfoto. Jin sersenyum heran pada Suga.
“Ya! Sejak kapan kau narsis?” tanya Jin, lalu tertawa.
Mereka melanjutkan perjalanan. Tempat tujuan kali ini adalah pantai.
***
“Waah! Senangnya berada di tempat ini!” teriak Jimin, yang langsung melompat dari box, lalu berlari sekencang-kencangnya menuju ke pantai dan segera menyentuh air laut.
“Yaaa!” teriak Jungkook yang merasa begitu bahagia.
Jin kembali merekam semuanya. Mereka kini berfoto bersama, bernyanyi bersama, bermain air bersama. Mereka sangat bebas hari ini.
“Tae-ya” panggil Jimin.
Taehyung menoleh.
“Tenanglah, setelah ini akan kupastikan kita akan terus bersama selamanya” kata Jimin, yang seolah mempunyai maksud tersembunyi di dalam perkataan itu.
Bukan maksud yang bahagia, namun maksud yang lain. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Jimin? Apa maksudnya? Itulah yang dipikirkan Taehyung. Dia hanya tersenyum.
“Iya, aku tahu” jawab Taehyung.
Hari ini mereka sangat lelah. Jungkook duduk sendiri di pinggiran dermaga. Matanya menatap air yang ada dibawahnya dengan kegelisahan.
‘Hyung, aku mengkhawatirkanmu. Aku kalian semua’
Jungkook bicara sendiri sambil menatap air laut yang semakin lama membuat Jungkook mual. Dia mengalihkan pandangannya ke para Hyung-nya yang sedang berjalan mendekati dirinya.
Mereka semua mengikuti Jungkook duduk di pinggiran dermaga dan menatap lurus ke depan. Menatapnya seakan ingin tahu ujung dari lautan ini ada di tempat yang seperti apa. Jika tempat itu bagus, maka mereka akan pergi ke sana sekarang juga.
“Jika tempat yang ada di ujung laut sana indah, aku ingin pergi kesana” kata Jin.
“Disana sangat indah, Hyung. Aku sudah melihatnya” kata J-hope. Wajah riangnya membuat siapapun yang meliriknya akan tersenyum.
Jinjja?” tanya Jin.
“Iya, aku juga pernah melihatnya bersama Jungkook dan Suga Hyung” sahut Namjoon.
“Kenapa kalian tidak mengajakku?” tanya Jin.
“Karena kami tahu, suatu saat kau akan menyusul kami” jawab Jimin.
Mendengar perkataan Jimin, V tiba-tiba langsung meneteskan air matanya. Tapi tidak ada yang melihatnya. V juga tidak ingin memperlihatkannya ke sahabatnya itu.
“V Hyung, kau mau kemana?” tanya Jungkook. Yang melihat V berdiri dan berjalan menjauhi mereka.
V diam saja. Dia berjalan menuju ke sebuah menara besi yang setinggi rumah bertingkat itu. Dia memanjatnya, dan sampailah dia atas menara itu.
Jin hanya diam terheran, dan terus saja merekam dengan handycam-nya. Ketika sudah diatas, dia menatap keenam sahabat tercintanya. Dia tersenyum ketika sahabatnya terus mengibas-ngibaskan tangan, menyuruh Taehyung untuk lompat ke laut.
“Lompatlah! Aku ingin melihatmu basah kuyup!” seru Namjoon.
“Melompatlah Taehyungie!” teriak Jimin, Suga, dan J-hope bersamaan.
“Hyung, aku mendoakanmu!” sambung Jungkook. Sedangkan Jin, dia masih saja merekam. Dia ingin melihat apa yang akan dilakukan Taehyung setelah ini.
Dan benar saja. Setelah menarik nafas panjang, Taehyung mundur untuk beberapa langkah. Lalu memejamkan matanya, berlari, melompat, dan... bye.
***
Jin melamun didalam mobilnya sendirian, sambil mengetuk-ngetukkan setir mobilnya. Sesaat kemudian, dia mengambil foto malam itu. Saat Namjoon memotretnya bersama Suga. Awalnya dia tersenyum, tapi setelah melihat foto itu, seketika dia menekuk wajahnya. Air matanya menetes, dan dirinya barulah sadar akan semuanya.
“Taehyung-ah.. kenapa kau lakukan ini padaku?”
Jin sadar, sahabatnya telah tiada. Bayangannya saat bersama sahabatnya hanyalah khayalannya bersama Taehyung, yang kini juga sudah menyusul yang lain. Jin merasa bodoh karena membiarkan Taehyung melompat begitu saja. Dan sekarang, hanya tinggal dirinya sendiri.
“Karena kami tahu, suatu saat kau akan menyusul kami”
Kata-kata Jimin, menyadarkannya. Sekarang dia tahu apa yang harus dia lakukan.
“Aku menyayangi kalian. Aku berjanji akan menemui kalian di sana secepatnya. Aku berjanji”
[END]

 # Oke lah.. ini gaje. Jadi maaf kalo kurang bagus..
Tapi ini cerita kalian pasti mikir "Ini kek di MV BTS Hwa Yang Yeon Hwa : On Stage prologue".  Tapi emang bener..
Dan sekian.. Terimakasih untuk yang sudah membaca cerita gaje ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS